Tinggal Persetujuan Pemkab, Meranti Bisa Jadi Daerah Jaringan Gas

Tinggal Persetujuan Pemkab, Meranti Bisa Jadi Daerah Jaringan Gas
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman
PEKANBARU - Kabupaten Kepulauan Meranti berpotensi menjadi kota memiliki Jaringan Gas (Jargas). Hal ini setelah Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas (Migas) menginginkan daerah penghasil sagu ini memberikan lampu hijau untuk pembangunan Jargas yang bersumber dari Blok Malaka Straits tersebut.
 
Demikian dikatakan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman. Namun menurut Indra, kesempatan ini tergantung dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri, apakah bisa memanfaatkan kesempatan ini.
 
"BPH Migas sudah memberikan lampu hijau. Tinggal Pemkab Kepulauan Meranti lagi," kata Indra di kantornya, Jumat 18 Januari 2019 kemarin.
 
Menurut Indra, jika Jargas tersebut terlaksana, maka sumber gas yang terdapat di lepas pantai bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat Meranti secara langsung. Seperti elpiji atau pun melalui Jargas yang langsung dialirkan dari rumah ke rumah warga.
 
Kebutuhan untuk Jargas ini tidak terlalu besar, hanya memanfaatkan sisa penggunaan gas untuk PLTG yang diperoleh dari Blok Malaka Straits. Adapun potensi gas di Blok Malaka Straits yang bisa untuk memenuhi kebutuhan gas di Kepulauan Meranti berkisar 1-3 MMBTU.
 
"Untuk Jargas ini tak butuh gas besar, beda dengan kalau kita mau bangun pembangkit listrik harus besar," ujarnya.
 
Ditanya kapan Kota Jargas di Kepulauan Meranti ini diwujudkan, Indra menyatakan untuk membangun ini prosesnya panjang. Namun kalau tahun ini dimulai, tahun 2020 Jargas sudah bisa dinikmati warga Kepulauan Meranti.
 
Karena, menurutnya, untuk membangun jaringan ini butuh keamanan tinggi. Kalau jaringan yang bangun BUMN, tapi tetap yang punya kendali Pemkab Kepulauan Meranti dan Pemprov Riau.
 
Selain potensi gas ada, tambah Indra, pertimbangan BPH Migas bangun Kota Jargas di Kepulauan Meranti karena konsep kotanya masih dalam penataan, sehingga lebih mudah membangun jaringan ketimbang kota padat penduduk.
 
"Kalau kotanya baru ditata kan gampang bangun jaringan. Beda dengan Pekanbaru sudah padat penduduk dulu baru dibangun Jargas. Kalau teman-teman BPH Migas melihatnya seperti itu," paparnya. (mcr)

Berita Lainnya

Index