BKKBN Provinsi Riau Gelar Peningkatan Kapasitas Pengelola Proyek Nasional Pencegahan Stunting

BKKBN Provinsi Riau Gelar Peningkatan Kapasitas Pengelola Proyek Nasional Pencegahan Stunting
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI M Yani (kanan), memberikan bingkisan kepada salah seorang peserta pada acara peningkatan kapasitas pengelolaan proyek nasional pencegahan stunting di Provinsi Riau 2019, di Grand C
PEKANBARU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau menggelar kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan proyek nasional pencegahan stunting di Provinsi Riau 2019, di Grand Central Hotel Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (4/4).
 
Turut hadir Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI M Yani, Direktur Balita dan Anak BKKBN RI Evi Ratnawati, Perwakilan Kepala BKKBN Provinsi Riau Agus P Proklamasi, Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas di lingkungan BKKBN Provinsi Riau, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kampar, Kepala Desa, Petugas Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan KB (PLKB), Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga, Peran Pembantu Keluarga Berencana Daerah (PKPBD) dan Bidan Desa.
 
Ketua pelaksana kegiatan, Yasni, melalui kata sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengelolaan kepada petugas lapangan tim BKKBN untuk serius dalam menangani kasus stunting atau gagal tumbuh yang terjadi di Kabupaten Kampar.
 
Yasni juga turut mengajak seluruh undangan yang hadir untuk aktif dalam menjalankan Bina Keluarga Balita (BKB), demi menjangkau kebutuhan informasi di masyarakat sehingga tidak lagi terjadi peningkatan kasus stunting.
 
“Ini tugas bersama untuk memberikan informasi kepada masyarakat melalui BKB sehingga bisa meminimalisir penyebaran kasus stunting di masyarakat,” katanya.
 
Ia menuturkan, saat ini isu stunting atau gizi buruk kronis mendapat perhatian serius sehingga menjadi prioritas nasional. Salah satu intervensi yang dilakukan BKKBN adalah pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) dalam cara promosi dan komunikasi informasi dan edukasi pengasuhan pada periode 1000 hari pertama kehidupan sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
 
Yasni berharap pemberdayaan keluarga terhadap pengasuhan yang benar dalam 1000 hari pertama kehidupan dapat dilaksanakan melalui kelompok kegiatan.“Semoga ini bisa kita jalankan dengan baik dan menerapkan pola asuh yang baik untuk BKB,” tutup Yasni. (MCR)

Berita Lainnya

Index