Festival Lomba Cipta Menu Tingkat Kabupaten Kampar

Bupati Berharap Makanan Khas Kampar Bisa Tembus Rekor Muri

Bupati Berharap Makanan Khas Kampar Bisa Tembus Rekor Muri
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, SH saat meninjau stand lomba Cipta Menu di Pelataran Ramayana Bangkinang.
KAMPAR - Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, SH mengapresiasi pelaksanaan Festival Lomba Cipta Menu tingkat Kabupaten Kampar tahun 2019, untuk itu Bupati Kampar menyarankan kedepan Festival ini hendaknya bisa pecahkan Rekor Muri.
 
Hal tersebut disampaikan Bupati Kampar saat membuka Festival Lomba Cipta Menu Pangan Lokal beragam, bergizi, berimbang dan aman tingkat Kabupaten Kampar yang dilaksanakan Pelantaranan Ramayana Bangkinang Kota, Senin 8 Juni 2019.
 
Lebih lanjut Bupati Kampar menambahkan hahwa hal ini sangat perlu terus dilakukan, selagi aman bagi kesehatan juga sebagai ajang prinsip mengolah dan mengkonsumsi makanan lokal tanpa bahan pengawet. 
 
"Sebab apabila ini bisa dijalankan dengan baik, Insyaallah kedepan kita akan jauh dari sakit. Karena kita mengkonsumsi makanan setiap hari yang beragam, bergizi, seimbang dan aman," jelasnya.
 
Usai melakukan pemukulan Gong tanda dibuka lomba, Bupati Kampar didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Rosdi,SE,MM, Sekda Kampar Drs Yusri,M.Si, Wakil Ketua I TP-PKK Kabupaten Kampar Juli Mastuti serta para Kepala Dinas meninjau seluruh stan menu setiap Kecamatan yang diperlombakan. 
 
Dalam peninjauan, Bupati Kampar mencicipi dan membeli sebagian makanan khas Kampar dan sayuran dari setiap Kecamatan. Kepada peserta lomba, Bupati Kampar berharap makanan yang diperlombakan nantinya dijual di masyarakat.
 
Sementara itu Cokro Aminoto, MM selaku Kepala Dinas Ketahan Pangan Kabupaten Kampar menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk memiliki prinsip dalam menciptakan makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan lahan pangan lokal. 
 
"Sebab sejauh ini tanpa kita sadari dan sengaja berbagai zat pewarna dan pengawet sering kita konsumsi, akan tetapi semua itu sangat barbahaya. Hal ini contohnya seperti formalin yang merupakan larutan yang tidak berwarna dan bau yang busuk, dimana biasanya ini digunakan untuk perekat kayu makanya dilarang untuk pengawet makanan.
 
Selanjutnya jenis Boraks yang merupakan senyawa berbentuk kristal putih berwarna tidak berbau, boraks yang biasa digunakan kebanyakan penjual adalah boraks bleng," jelasnya.
 
Kemudian lebih lanjut Cokro Aminoto menambahkan,  Rhodamin yang merupakan sintentis berbentuk serbuk kristal yang biasa digunakan untuk industri tekstil dan dilarang untuk makanan, serta residu yang merupakan pencemaran terhadap bahan pangan segar.
 
"apabila bahan ini digunakan untuk makanan maka bisa menimbulkan kanker, mengganggu sistem syaraf," tutupnya. (bakar)

Berita Lainnya

Index