Tingkat Harapan Hidup di Kepulauan Meranti Masih Rendah

Tingkat Harapan Hidup di Kepulauan Meranti Masih Rendah
Peta Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau
MERANTI - Meski data angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti dilaporkan menurun dari 43 persen sejak awal berdiri menjadi 27,79 persen, namun angka kemiskinan itu masih terbesar di Provinsi Riau, sehingga untuk mengentaskannya memerlukan kebijakan pemerintah.
 
Hal itu dipaparkan Prof. Azharuddin, selaku tim ahli yang hadir dalam Forum Diskusi upaya Percepatan Peningkatan Ekonomi di Meranti Tahun 2019, yang dipimpin Wakil Bupati Said Hasyim di Aula Bappeda Kepulauan Meranti, Rabu (17/7/2019).
 
Dikatakan Azharuddin, penyebab masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah masih sangat rendahnya harapan hidup di daerah ini, rendahnya pendapatan perkapita dan lama sekolah yang menjadi penentu nilai IPM.
 
Dalam diskusi itu, dipaparkan Azharuddin pula berbagai hal terkait upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti melalui arah kebijakan yang harus dilakukan oleh Pemerintah.
 
Menurutnya, arah kebijakan itu antara lain, Pertama, penanggulangan kemiskinan, Kedua, meningkatkan program perlindungan sosial, Ketiga, peningkatan akses rumah tangga pada pelayanan dasar, Keempat, pemberdayaan masyarakat, dan Kelima, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif.
 
Lebih jauh dijelaskannya, turunnya ekonomi masyarakat di Kepulauan Meranti disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya turunnya harga komoditi perkebunan seperti Kelapa, Karet dan lainnya. Hal ini menyebabkan petani menjadi malas yang berdampak pada turunnya kekuatan ekonomi keluarga.
 
"Jadi yang harus dilakukan oleh Pemerintah adalah bagaimana cara agar harga komoditi tetap stabil sehingga para petani tetap bersemangat," ujarnya.
 
Penyebab selanjutnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola potensi yang Sumber Daya Alam yang ada, yang ditandai dengan banyaknya potensi yang terbuang, seperti dicontohkan Wakil Bupati Said Hasyim pada komoditi tanaman kelapa.
 
Solusinya menurut Azharuddin, diperlukan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat yang didukung dengan teknologi tepat guna seperti pembangunan industri hilir.
 
"Sebab potensi SDA saja tidak cukup tanpa didukung oleh potensi SDM yang berkualitas agar seluruh potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal," pungkasnya.
 
Hal senada juga disampaikan Prof. Bintoro yang memaparkan cara peningkatan ekonomi Meranti dengan memanfaatkan potensi perkebunan khususnya Sagu diolah menjadi berbagai komoditi yang mampu mendongkrak ekonomi masyarakat, sehingga otomatis meningkatkan ekonomi Meranti secara keseluruhan.
 
Dalam kegiatan itu berlangsung tanya jawab antara peserta dan pembicara tentang berbagai hal yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.
 
Semua pemikiran bernas dicatat dan disimpulkan oleh Bappeda Kepulauan Meranti sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pembangunan daerah kedepan. (rls/red)

Berita Lainnya

Index