Dinas Sosial Meranti Gelar Semiloka Komunitas Adat Terpencil

Dinas Sosial Meranti Gelar Semiloka Komunitas Adat Terpencil
Foto bersama
MERANTI - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Kepulauan Meranti menggelar Semiloka Komunitas Adat Terpencil (KAT) di aula Dinsos P3KB Kepulauan Meranti, Rabu (17/7/2019).
 
Hadir dalam kegiatan itu Sekda Kepulauan Meranti Yulian Norwis, Kepala Dinsos P3KB Kepulauan Meranti Asroruddin, Narasumber dari perguruan tinggi dan narasumber dari Pemerintah Provinsi.
 
Kegiatan itu bertujuan untuk membangun sinergitas Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, sesuai SK Menteri Sosial RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil.
 
Acara dibuka oleh Sekda Kepulauan Meranti Yulian Norwis dan di ikuti sekitar 30 orang peserta dari OPD terkait dan Perangkat Desa. "Semiloka ini merupakan tahapan dari pemetaan sosial komunitas adat terpencil," ungkap Yulian Norwis.
 
Sekda mengatakan, pemetaan yang dilakukan dengan penjajakan awal. "Dimana komunitas suku terpencil di Kepulauan Meranti kita petakan, setelah itu kita lakukan studi kelayakan baik rumah huniannya," ujar Sekda.
 
Yulian Norwis menjelaskan, berdasarkan SK Menteri Sosial RI telah jelas bahwa untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial Komunitas Adat Terpencil (KAT) diperlukan dukungan dan kerjasama keterpaduan pemberdayaan dengan aktif instansi terkait dan dunia usaha.
 
"Oleh karena itu pada kegiatan semiloka ini beberapa instansi yang terkait dengan mensejahterakan KAT ikut serta dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama yang berkelanjutan serta membangun," tutur Sekda.
 
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan selain Pemetaan Sosial (PS), dimana untuk mengenali keberadaan dan penjajakan KAT PS Ini telah dilakukan pada tangal 11 dan 12 Februari 2019 di Dusun Sungai Labu Desa Tanjung Padang, Kecamatan Tasik Putri Puyu.
 
Hasil dari PS tersebut adalah ditemukanya KAT sebanyak 52 Kepala Keluarga. Penjajakan Awal (PA) dilakukan untuk menilai dan studi kelayakan dilakukan di lokasi yang sama.
 
"Saya harap melalui Semiloka ini kita menyusun rencana strategis, agar seluruh OPD yang ada lintas sektor ini merencanakan mengembangkan KAT. Tahun ini kita sudah membangun Bungur, saya berharap kepada seluruh OPD nanti kita juga dari BPN mendata status lahan untuk bisa diberdayakan tidak lagi berpindah-pindah," ujar Sekda.
 
Selama ini, kata Yulian Norwis, masyarakat di daerah terpencil kerap melakukan pembukaan lahan dengan sembarangan. "Supaya mereka tidak melakukan pembukaan lahan yang berpindah-pindah. Selama ini mereka menebang hutan sembarangan lalu pindah lagi," ujarnya.
 
Saat ini ungkap Yulian pembangunan fisik sudah dilakukan di Desa Bungur sekitar 60 persen, dimana telah dibangun rumah untuk sebanyak 38 Kepala Keluarga. "Lalu perencanaan tahun 2020 di Desa Tanjung Padang." ungkap Sekda. (rls/red)

Berita Lainnya

Index