Polri Siap Copot Kasatwil yang Gagal Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Polri Siap Copot Kasatwil yang Gagal Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Foto udara kebakaran hutan dan lahan di kawasan Ketapang Tanjungpura Km 4 di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Foto Antara
JAKARTA – Presiden Jokowi di depan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengultimatum akan mencopot beberapa petinggi Polri dan TNI yang tak bisa mengatasi kebakaran hutan dan dan lahan (karhutla).
 
Merespons hal itu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Polri akan mencopot kepala satuan wilayah (Kasatwil) yang gagal mencegah kebakaran hutan dan lahan.
 
"Berupa copot dari jabatan. Kalau ada pelanggaran unsur disiplin lainnya bisa juga," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2019).
 
Sejauh ini, Polri telah menangkap 10 tersangka yang terlibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Sementara itu, Polri mengklaim jumlah wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan mulai berkurang hingga pertengahan 2019.
 
"Kemarin saya sudah melihat posko satgas karhutla di Bareskrim. Kemarin sudah mengalami penurunan secara signifikan. Dari awalnya sekitar puluhan kemarin 12 titik. Sebagian besar di Kalimantan. Sumatera, di Kalsel, dan Kaltim," ujar Dedi dilansir Kumparan.
 
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar pihak-pihak berwenang dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan bisa memaksimalkan kinerjanya. Ini menyusul terjadinya peningkatan kebakaran hutan dan lahan di 2019 dibanding 2018.
 
Jokowi menilai seharusnya setiap tahun Indonesia bisa mengalami penurunan bahkan menghilangkan angka kebakaran hutan dan lahan. Jokowi merasa malu dengan Malaysia dan Singapura yang selalu terganggu dengan asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
 
"Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL, 'jerebu' masuk lagi ke negara tetangga kita," kata Jokowi di Istana Negara, Selasa (6/8/2019).
 
"Saya cek [maksud] 'jerebu' ini apa, ternyata asap. Hati-hati, malu, kita, kalau enggak bisa menyelesaikan ini," lanjutnya. (red)

Berita Lainnya

Index