Unjukrasa di Depan Istana, Mahasiswa Papua Suarakan Referendum

Unjukrasa di Depan Istana, Mahasiswa Papua Suarakan Referendum
Massa Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme melakukan aksi solidaritas untuk West Papua di Markas TNI AD menuju Istana Merdeka, Jakarta, Kamis. Foto Tempo
JAKARTA - Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme Papua  meminta digelar referendum untuk Papua.
 
"Kami mau referendum. Kami tidak mau pembangunan. Papua bukan merah putih. Papua bintang kejora," kata pemimpin aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019 pukul 13.00 WIB.
 
Aksi ini diikuti sekitar 60 orang mahasiswa Papua. Menurutnya aksi sebagai bentuk protes anti-rasisme akibat tindakan persekusi di asrama mahasiswa Papua Surabaya yang diduga menjadi pemantik kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat.
 
"Orang Papua minta penyelesaian pelanggaran HAM. Orang Papua tidak butuh pembangunan dan bangun jalan. Jangan membuat orang Papua marah," katanya dilansir Tempo.
 
Pengunjuk rasa menuntut pemerintah memberikan hak penentuan nasib sendiri untuk mengakhiri rasisme dan penjajahan di Papua Barat. Mereka menegaskan perlunya penghapusan rasisme dan represi terhadap orang Papua.
 
"Saya sampaikan, orang Papua sudah muak karena orang Papua membutuhkan dihargai sebagai manusia yang layak. Pemerintah jangan lakukan kesewenang-wenangan. Papua mau merdeka harga mati. Papua referendum. Papua merdeka," katanya.
 
Para mahasiwa sebelumnya telah berkumpul di depan Kementerian Dalam Negeri sejak pukul 11.45 WIB dan melakukan long march menuju Istana Negara. Demonstrasi ini turut dijaga oleh sejumlah aparat Kepolisian dan sempat terjadi kerusuhan dan aksi saling dorong. (red)

Berita Lainnya

Index