Makin Suram, IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global Jadi 3 Persen di 2019

Makin Suram, IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global Jadi 3 Persen di 2019
Ilustrasi IMF. Foto: Getty Images
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di akhir tahun ini. Lembaga keuangan internasional ini memproyeksi ekonomi global hanya tumbuh 3 persen, turun 0,2 persen poin dari proyeksi Juli 2019.
 
Bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tersebut melambat dibandingkan realisasi pertumbuhan selama 2018 yang sebesar 3,6 persen.
 
Tak hanya itu, proyeksi laju pertumbuhan ekonomi tahun ini jauh lebih rendah sejak krisis keuangan global 2008.
 
Berdasarkan laporan Outlook Ekonomi Dunia IMF edisi Oktober 2019, perlambatan ekonomi global terjadi karena meningkatnya hambatan perdagangan dan ketegangan politik. Bahkan IMF memproyeksi perang dagang AS-China akan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) global hingga 0,8 persen di 2020. 
 
"Pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi melambat menjadi 3 persen dan 3,4 persen di 2020," ujar Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath dalam keterangannya, Rabu 16 Oktober 2019.
 
Gopinath menilai perlambatan ekonomi global saat ini lebih bersifat luas dan merata. IMF juga menyampaikan bahwa situasi saat ini tetap berbahaya.
 
Hal tersebut karena dipengaruhi aktivitas manufaktur dan perdagangan yang kian merosot. Ditambah lagi ketidakpastian kebijakan perdagangan di beberapa negara yang menekan investasi.
 
"Tidak seperti perlambatan yang disinkronkan, pemulihan ini tidak berbasis luas dan tetap berbahaya. Kelemahan dalam pertumbuhan didorong penurunan tajam aktivitas manufaktur dan perdagangan global, dengan tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang berkepanjangan," jelasnya.
 
Berbeda dengan manufaktur dan perdagangan yang melemah, IMF memprediksi sektor jasa tetap kuat di hampir seluruh dunia. Hal ini membuat pasar tenaga kerja tetap kuat dan konsumsi tetap sehat.
 
Namun demikian, Gopinath menjelaskan bahwa kebijakan moneter telah memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan. Dengan tidak adanya tekanan inflasi, bank-bank sentral dapat mengurangi risiko penurunan terhadap pertumbuhan.
 
"Dalam penilaian kami, tanpa adanya stimulus moneter seperti itu, pertumbuhan global akan lebih rendah sebesar 0,5 poin persen di tahun 2019 dan 2020," tambahnya.
 
Ekonomi di negara maju terus melambat, pertumbuhan ekonominya turun menjadi 1,7 persen untuk 2019 atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 2,3 persen. Ekonomi diproyeksikan stagnan 1,7 persen pada 2020.
 
Sementara itu, ekonomi di negara berkembang di Asia juga diprediksi melambat menjadi 5,9 persen di tahun ini dan 6 persen di tahun depan. Proyeksi ini turun masing-masing 0,3 persen poin dan 0,2 persen poin dari prediksi Juli 2019. (red)

Berita Lainnya

Index