Abrasi Pantai di Kepulauan Meranti Mengkhawatirkan

Abrasi Pantai di Kepulauan Meranti Mengkhawatirkan
Peninjauan kondisi abrasi pantai di Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau
MERANTI – Abrasi pantai di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, sudah sangat mengkhawatirkan. Seperti yang terjadi di Dusun Pacul, Desa Pangkalan Balai, Kecamatan Pulau Merbau, abrasi mencapai 20 meter setiap tahunnya.
 
Hal itu terungkap saat peninjauan yang dilakukan Asisten I Setdakab, Syamsudin bersama Kabag Pengelola Perbatasan, Agustia Widodo dan Kaban Kesbangpol, Tasrizal Harahap, didampingi Kades Kuala Merbau, Efendi Alwi dan Kades Pangkalan Balai, Jamal, Senin 28 Oktober 2019.
 
Kepala Desa Pangkalan Balai, Jamal, melaporkan bahwa puncak abrasi selalu terjadi pada bulan november sampai menjelang tahun baru, atau ketika musim angin utara.
 
"Saat ini kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan, khususnya di Kecamatan Pulau Merbau, yakni di pantai Desa Pangkalan Balai, Desa Centai dan Desa Kuala Merbau," kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakab Kepulauan Meranti, Syamsudin.
 
Syamsudin mengatakan, Pemkab Kepulauan Meranti sangat berharap Pemerintah Pusat ikut membantu menangani masalah abrasi pantai yang terjadi hampir di semua Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti, yang merupakan pulau terluarnya Indonesia.
 
"Masalah ini tidak mungkin dapat ditangani hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten," kata Syamsudin.
 
Syamsudin menjelaskan, Kecamatan Pulau Merbau berada di batas terluar Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia. Dengan mundurnya garis pantai yang disebabkan oleh abrasi, maka berpengaruh pada garis terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
"Untuk itu butuh penanganan serius terhadap abrasi ini," jelasnya. (rls/pandu)

Berita Lainnya

Index