Jangan Nikah Sebelum Melakukan Ini dengan Pasangan

Jangan Nikah Sebelum Melakukan Ini dengan Pasangan
ilustrasi membagi pekerjaan rumah tangga. Foto shutterstock
Nick panik bukan main saat menyadari istrinya, Amy, menghilang tanpa jejak sedikit pun. Sebelum itu, Nick memang merasa ada yang janggal begitu ia tiba di rumah. Pintu depan terbuka, sehingga kucing peliharaannya berkeliaran di pekarangan.
 
Kejanggalan makin terasa saat Nick mendapati meja kaca yang terletak di dapur hancur berkeping-keping dan Amy yang sama sekali tak menunjukkan keberadaannya meski sudah dipanggil berkali-kali.
 
Melihat ketidakberesan tersebut, dalam kondisi panik, Nick langsung menghubungi polisi guna mencari tahu keberadaan sang istri.
 
Berhari-hari tanpa petunjuk yang jelas, publik spontan jadi penasaran. Pasalnya, sosok Amy sendiri cukup dikenal banyak orang.
 
Akibatnya, banyak berita simpang siur yang berujung menyudutkan Nick dan membuat dirinya semakin tidak berdaya.
 
Singkat cerita, ternyata kasus hilangnya Amy memang disengaja oleh wanita ini sendiri. Ia berbuat demikian lantaran jengkel dengan tingkah laku Nick yang pemalas dan tukang selingkuh.
 
Belum lagi persoalan krisis keuangan yang makin lama makin menghantui kehidupan rumah tangga mereka.
 
Semua itu semakin memantapkan Amy untuk memberikan pelajaran pada Nick. Dengan harapan, suaminya tersebut bisa kembali hangat seperti awal mereka bertemu.
 
Bicara prahara rumah tangga, maka apa yang dialami pasangan suami istri pada film Gone Girl di atas sebenarnya juga terjadi di dunia nyata.
 
Meski demikian, bukan berarti peluang memiliki rumah tangga yang harmonis tidak bisa Anda dan pasangan dapatkan, ya.
 
Itu pun masih dengan catatan, Anda dan pasangan harus benar-benar saling mengenal. Bukan hanya karakter tapi juga kondisi masing-masing.
 
Sebab, bicara soal menikah, ini artinya Anda dan pasangan akan hidup bersama seumur hidup berbagi segala hal.
 
Karena itu, sebelum memutuskan untuk melangkah ke pelaminan, ada baiknya Anda dan pasangan memantapkan hati dengan cara memastikan hal-hal berikut ini dilansir dari Kompas.com:
 
Penghasilan dan cara mengelolanya
 
Menikah berarti Anda akan menghabiskan hidup bersama dengan pasangan dan berbagi banyak hal, termasuk soal keuangan.
 
Meski tidak mudah membicarakan soal yang satu ini, tetapi Anda tak bisa terus-menerus menghindar. Sebab, perkara uang bisa jadi ‘bom waktu’ di masa depan.
 
Tak hanya soal nominal, bagaimana cara pasangan mengelola keuangannya pun wajib Anda ketahui. Inilah yang disarankan praktisi mental asal Florida, Brittany Young, dalam laman Elite Daily.
 
Dengan begitu, kata Britanny, Anda memiliki gambaran mengenai pasangan. Apakah dia tipe penghemat atau malah sebaliknya.
 
Jika ternyata pasangan Anda adalah tipe orang yang boros, maka Anda pun bisa mencari solusi bersama dari awal.
 
Perencanaan finansial setelah pernikahan
 
Mengetahui kondisi keuangan masing-masing pun dapat membantu Anda dan pasangan dalam menyusun perencanaan keuangan rumah tangga pada masa depan.
 
Mulai dari siapa yang mengatur keuangan, hingga ke mana saja uang-uang tersebut bakal dialokasikan.
 
Sebenarnya, belum ada pakem tertentu ihwal mengatur keuangan rumah tangga. Namun, setidaknya perencana keuangan Sophia Bera dari Cahill Financial Advisors, Inc. punya satu solusi, yaitu membuka rekening bersama yang digunakan untuk tujuan rumah tangga.
 
Sophia, dalam Kompas, Rabu (22/2/2013) mengatakan, hal tersebut semata-mata untuk menghindari salah satu melakukan pemborosan terhadap rekening pribadi.
 
Lagi pula, sekarang urusan membuka rekening bukanlah perkara ribet alias #dibikinsimpel. Tanpa perlu repot-repot pergi ke kantor cabang, Anda bisa melakukan pembukaan rekening secara online. Kapan dan di mana saja.
 
Kedekatan dengan keluarga masing-masing.
 
Menikah bukan hanya menyatukan Anda dan pasangan, melainkan juga keluarga masing-masing. Karena itu, mengenal keluarga satu sama lain menjadi hal yang tak kalah penting.
 
Dengan mengenal keluarga, Anda dan pasangan pun jadi bisa memosisikan diri semisal nanti terjadi konflik. Contoh yang sering terjadi adalah selisih paham antara menantu dengan orang tua.
 
Selain menjalin kedekatan dengan keluarga, Anda dan pasangan juga harus lebih memperkuat komitmen untuk terus bersatu. Apalagi saat konflik rumah tangga yang dipicu masalah keluarga terjadi.
 
Direktur Eksekutif National Institute of Relationship Enhancement sekaligus konselor hubungan, dr. Robert Scuka mengatakan, selama Anda dan pasangan menunjukkan persatuan, hubungan yang buruk dengan mertua dapat ditangani.
 
Berbagi peran mengurus pekerjaan rumah tangga
 
Urusan yang satu ini kerap menjadi pemicu tegangnya hubungan rumah tangga, apalagi ketika kondisi keduanya bekerja.
 
Jika dilihat dari budaya Timur, memang istri memiliki tanggung jawab besar dalam urusan domestik rumah tangga.
 
Tetapi, bukankah dasar pernikahan esensinya dibangun berlandaskan kerja sama?
 
Mungkin akan menjadi mudah jika nantinya Anda dan pasangan menggunakan jasa asisten rumah tangga. Namun, bila sebaliknya?
 
Maka dari itu, tak ada salahnya Anda dan pasangan membicarakan hal ini dari awal untuk mengantisipasi hambatan yang mungkin akan muncul di pernikahan. Khususnya, ketika sudah memiliki anak.
 
Punya anak dulu atau tidak?
 
Ihwal keturunan harus ditanggapi dengan serius. Sebab, menjadi orang tua perlu banyak kesiapan. Tak hanya materi, tetapi juga mental.
 
Jika Anda dan pasangan memang sepakat memiliki anak, pertimbangkan perihal jumlah dan cara pengasuhan, hingga pendidikannya kelak.
 
Sebaliknya, bila ingin menunda memiliki keturunan, diskusikan berapa lama hal tersebut akan berlangsung. Bicarakan juga kemungkinan terburuk, seperti kemandulan.
 
Dengan demikian, setidaknya membantu Anda dan pasangan terhindar dari konflik di kemudian hari. (red)

Berita Lainnya

Index