Besok, 9 Tim Kesenian akan Tampil dalam Rangkaian Kenduri Pantun 2021 di Mabest Kopi

Besok, 9 Tim Kesenian akan Tampil dalam Rangkaian Kenduri Pantun 2021 di Mabest Kopi
 
PEKANBARU – Sembilan tim kesenian akan tampil maksimal dalam gelaran rangkaian kegiatan Kenduri Pantun tahun 2021 yang akan berlangsung di Mabest Kopi, Jalan Rambutan, Pekanbaru, Sabtu 13 November 2021, mulai jam 09.00 WIB hingga 22.00 WIB. 
 
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yoserizal Zen mengatakan, puncak Kenduri Pantun tahun 2021 sendiri berlangsung pada 17 Desember 2021. “Ini adalah rangkaian kegiatan Kenduri Pantun, yang mana telah kami mulai sejak awal November. Bentuk apresiasi terhadap pantun sebagai warisan budaya tak benda yang ditetapkan UNESCO,” ujarnya, Kamis 11 November 2021.
 
Sembilan tim yang akan tampil nantinya antara lain Putra Mahligai, Teater Selembayung, Rumah Kreatif Suku Seni Riau, Laksemana Melayu, Djangat, Lindung Bulan, Tuah Pujangga, Tengkah Zapin, Blacan aromatic Ethnic dan Project.
 
Menurut Yose, para penampil nantinya akan menyuguhkan berbagai kegiatan kesenian tradisi lisan yang berkaitan dengan pantun. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk mempertegas bahwa pantun adalah budaya masyarakat Riau.
“Kita ketahui bersama atas usulan Riau dan Kepulauan Riau (Indonesia) serta Malaysia. Pantun resmi masuk dalam Warisan Budaya Takbenda (WBTb) yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2020 lalu. Kami juga melalui ATL (Asosiasi Tradisi Lisan) mengusulkan agar tanggal penetapan tersebut dijadikan Hari Pantun se Dunia,” terang Yoserizal lebih lanjut.
 
Tahun lalu, kegiatan serupa juga telah sukses digelar. Sementara untuk tahun ini, selain penampilan tersebut, juga sudah berlangsung kegiatan Lomba Pantun di kota Bagansiapi-api dan Taman Budaya Riau di Pekanbaru. Kemudian juga berlangsung Lomba Desain Baju Kaos bertema pantun.
 
“Rencananya pada 13 Desember 2021, juga akan ada penampilan baik dalam bentuk rekaman maupun secara langsung tradisi lisan di Taman Budaya Riau,” tambahnya.
 
Kata Yose lagi, keberadaan pantun patut disyukuri. Berbagai pelajaran dapat diambil dari keberadaannya dulu dan kini. Kemudian, implikasinya pada masa mendatang. "Kenduri ini sebagai wadah kita untuk bersyukur sekaligus bertafakur," pungkasnya.(sal)

Berita Lainnya

Index