Anugerah Pesona Indonesia 2017, Rohil Juara Atraksi Wisata Budaya

Anugerah Pesona Indonesia 2017, Rohil Juara Atraksi Wisata Budaya
Bupati Rohil, H. Suyatno menerima anugerah Juara Pertama Kategori Atraksi Wisata Budaya, pada Anugerah Pesona Indonesia 2017

ROKAN HILIR - Kabupaten Rohil meraih juara pertama kategori atraksi wisata budaya pada ivent anugerah pesona Indonesia 2017, di Jakarta, Sabtu 25 November 2017,, yang di selenggarakan Kementerian Pariwisata RI bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI.

Penilaian atas anugerah itu dirangkum mulai dari Bulan Juni sampai Oktober 2017, melalui via website maupun sms.

Pada kesempatan itu, Bupati Rohil H. Suyatno, menerima langsung plakat dan piagam penghargaan yang diberikan Menteri Pariwisata yang diwakili Sekretaris Kementerian.

Sebelumnya, diketahui ada 15 kategori yang dinilai tiap potensi pariwisata yg berasal dari seluruh nusantara, dimana masih banyak industri pariwisata masih harus dikembangkan.

Anugerah itu tidak terlepas dari kerja keras Pemkab Rokan Hilir dalam pengembangan sektor pariwisata. contohnya, puluhan ribu wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara tumpah ruah pada setiap pelaksanaan iven Bakar Tongkang di Kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir.



Kepala Dinas Pariwista Provinsi Riau Fahmizal Usman mengungkapkan, data jumlah wisatawan yang datang ke acara itu pada tahun 2017 ini setidaknya mencapai 52 ribu orang. Jumlah itu sudah melebihi jumlah wisatawan yang datang pada tahun 2016 lalu.

Pada iven Festival Bakar Tongkang tahun 2017 ini, replika tiang layar tongkang yang dibakar jatuh ke arah laut. Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, kemana arah tiang itu menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha serta mata pencarian lebih baik atau lebih banyak datangnya dari laut.

Selain itu, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Bupati Suyatno menjadikan rumah sejarah peninggalan Kapiten Chen Lee sebagai Objek wisata daerah.

Sebelumnya, Bupati Suyatno merasa prihatin terhadap kondisi rumah sejarah itu. Dia melihat, rumah yang masih menyimpan barang bersejarah tersebut sangat potensial dijadikan sebagai objek wisata di Rokan Hilir.

Dari pantauannya, ada beberapa peninggalan Kapiten yang bisa menarik wisatawan. Diantaranya, Piano buatan Belanda, tempat tidur, foto-foto, patung dan lainnya.



Suyatno juga sempat melakukan peninjauan terhadap makam Kapiten Chen Lee yang berada di gang jandu. Untuk jalan masuk ke rumah Kapiten, Bupati menyetujui agar jalan tersebut diberi nama jalan Kapiten.

Kemudian berkat keseriusan Bupati Suyatno dalam memacu pembangunan daerah dari segala bidang, akhirnya membuahkan kepercayaan para pemangku adat di Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Rokan Hilir. Tahun 2016 lalu Suyatno menerima gelar Datuk Setia Amanah dari LAM Rohil.

Atas penabalan gelar itu, Bupati Suyatno mengaku merasa bangga dan terharu karena ia tak pernah menyangka bisa mendapatkan gelar dari orang-orang tua dan sesepuh yang menjunjung tinggi nilai adat dan budaya melayu.

"Penambalan itu hasil dari musyawarah para pengurus, yang tentunya saya sangat berterimakasih, bangga sekaligus terharu. Ini sebuah anugerah yang luar biasa," kata Bupati Suyatno.



Ia dengan senang hati menerima gelar yang diberikan meskipun diakuinya sebuah penghargaan sekaligus sebagai motivasi untuk dirinya lebih bersemangat dalam memimpin Rokan Hilir sesuai dengan keinginan masyarakat.

"Mungkin kalau dikatakan berat ya berat juga, kalau dikatakan ringan ya ringan juga, tapi dengan ketulusan dan keikhlasan hati, gelar yang diberikan oleh orang-orang tua kita kepada saya itu akan kita jalankan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Bupati juga menjelaskan, dengan anugerah yang diterimanya, maka itu menjadi kepercayaan untuk dirinya terus menjaga nilai leluhur Melayu yang identik dengan Islam.

Menurutnya, Gelar Datuk Setia Amanah menjadi pemicu untuk terus memberikan yang terbaik bagi Rokan Hilir. Terlebih Rokan Hilir merupakan daerah yang terdiri dari berbagai macam suku yang mayoritas merupakan orang Melayu.

"Dalam memimpin saya tak pernah bedakan suku, agama dan ras namun tidak dipungkiri lagi bahwa Melayu menjadi Payung Negeri di Riau dan khususnya di Kabupaten Rokan Hilir," kata Suyatno.



Bupati juga berpesan agar orang-orang Melayu menjadi orang yang besar, dalam arti untuk terus meningkatkan intelektualitas serta mampu bersaing dengan perkembangan zaman.

Suyatno berharap, para pengurus LAMR Rokan Hilir bisa terus berkiprah untuk perkembangan Adat dan tunjuk ajar melayu di Negeri Seribu Kubah. (ADV PEMKAB ROHIL)

Berita Lainnya

Index