Kepala BRG RI Berdialog dengan Masyarakat Meranti

Kepala BRG RI Berdialog dengan Masyarakat Meranti
Kepala BRG RI melihat kegiatan budidaya ikan di lahan gambut Kabupaten Kepulauan Meranti

TEBINGTINGGI TIMUR - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Nazir Fuad didampingi Asisten I Setdakab Kepulauan Meranti Jonizar, menggelar dialog dengan masyarakat Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur, bertempat di Balai Desa Lukun, Kamis 15 Maret 2018.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Deputi 4 BRG RI Harris Gunawan, Deputi 2 BRG RI Alue Donong, Kalaksa BPBD Meranti Edy Afrizal, Camat Tebingtinggi Timur Suyatno, Kades Lukun Lukman, Perwakilan Dinas LHK Provinsi Riau, para peneliti, aktifis lingkungan, tokoh masyarakat dan lainnya.

Pada kesempatan itu, Kepala BRG RI, Nazir Fuad dalam kunjungan kedua kalinya di Meranti, mengungkapkan Presiden RI Joko Widodo sangat konsen terhadap ekosistem Gambut di Indonesia, untuk itu pihaknya diperintah langsung oleh Presiden untuk menjaga, mengelola dan melestarikannya.

Di Riau sendiri, kata Nazir Fuad, pihaknya telah melaksanakan operasi selama 2 tahun dengan membangun sekat kanal untuk mempertahankan ekosistem Gambut tetap basah sehingga saat terjadi panas ekstrim tidak terjadi kebakaran.

Selain itu, BRG juga melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan membangun tambak ikan Lele Keli dan Suakang, selain itu juga membantu mengembangkan potensi perkebunan yang tumbuh ditanam di ekosistem Gambut, seperti Kopi, Sagu, Karet, Jahe dan lainnya.

Dengan pemanfaatan ekosistem Gambut menjadi lahan pertanian dan perkebunan diharapkan Nazir Fuad, resiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan dapat ditekan.

Dalam hal keberhasilan Riau menekan angka kebakaran hutan dan lahan, mendapat apresiasi dari Kepala BRG RI. Menurutnya, Riau cukup berhasil jika dibandingkan dengan Kalimantan yang masih banyak terjadi Hot Spot yang menyebabkan kabut asap.

Pada kesempatan itu, Kepala BRG RI, Nazir Fuad mengaku mendapat tantangan dari Presiden RI Joko Widodo, untuk menyajikan berbagai makanan hasil produksi perkebunan yang berasal dari ekosistem Gambut, salah satunya adalah olahan Sagu.

"Untuk itu kegiatan dialog ini dalam rangka menghimpun langsung aspirasi masyarakat bagi program BRG RI yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Meranti," ujarnya.

Menyikapi hal itu, Asisten I Setdakab Meranti Jonizar, mengucapkan terima kasih kepada BRG RI yang telah membantu dalam menekan resiko terjadinya Karhutla di Kepulauan Meranti. Selain itu juga memberdayakan masyarakat dengan menurunkan berbagai inovasi kepada kelompok masyarakat sehingga mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomi seperti madu kelulut, kopi liberika dan lainnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.

Asisten I Setdakab Kepulauan Meranti berharap apa yang telah dimulai oleh BRG RI itu dapat terus dilanjutkan oleh masyarakat sehingga dapat berkembang.

"Jangan sampai ketika BRG RI tidak datang lagi apa yang telah dibangun selesai tapi hendaknya bisa terus dikembangkan," ucapnya.

Dalam dialog bersama masyarakat dan para aktifis lingkungan, BRG RI diminta untuk membantu mengatasi berbagai masalah yang terjadi di lahan Gambut, seperti upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang sulit diatasi ketika terjadi panas ekstrim.

Salah satu upaya itu dengan membangun sekat kanal, selain itu juga membangun tanggul permanen untuk menahan terjadinya abrasi di kawasan pesisir pantai.

"Kami harapkan BRG RI dapat membangun sekat kanal yang permanen tidak lagi menggunakan kayu, sehingga air asin tidak masuk ke lahan lahan perkebunan masyarakat, jika air asin telah masuk maka tanaman perkebunan dipastikan akan mati," jelas aktifis lingkungan Cik Manan.

Cik Manan juga berharap BRG RI lebih serius membantu menjaga ekosistem gambut dari kebakaran karena selama ini jika terjadi cuaca esktrim kebakaran yang selalu terjadi dalam kurun waktu 18 tahun terakhir itu sulit terelakan.

Selain itu juga membangun tanggul yang mampu menahan abrasi, menurutnya dalam melestarikan ekosistem Gambut tidak terlepas dari permasalahan pesisir, karena jika abrasi dibiarkan akan menyebabkan rusaknya ekosistem Gambut.

Setelah mendengar berbagai masukan dari masyarakat Kepala BRG RI melalui Pemerintah Provinsi Riau berjanji akan mencoba membantu. (rls)

Berita Lainnya

Index