JURNALMADANI - Asisten I Setdaprov Riau Zulkifli Syukur mewakili Plt Gubernur Riau SF Hariyanto, menegaskan tiga tugas utama yang wajib dimiliki pemimpin. Menurutnya, seorang pemimpin harus mampu menjalankan fungsi manajerial, memiliki kepemimpinan yang kuat, serta mendorong inovasi di unit kerjanya.
Ia menyatakan bahwa pelayanan publik saat ini menuntut kemampuan untuk tanggap dalam perubahan. Oleh sebab itulah, seorang pemimpin harus memiliki jiwa yang tegas dan mampu beradaptasi dengan baik untuk mengimplementasikan fungsionalnya sebagai seorang ASN.
“Keberhasilan pelayanan tidak hanya bergantung pada kemampuan administratif. Pemimpin dituntut mampu mengambil keputusan strategis dan menjawab dinamika kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” kata Zulkifli saat menutup pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) angkatan XVI dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan XXI di lingkup Pemprov Riau di Aula Tuah Karya Abdi Negara, Kantor BPSDM Provinsi Riau, Senin (15/12/2025).
Ia berharap para peserta pelatihan dapat menerapkan kompetensi yang telah dipelajari selama pelatihan berlangsung. Peningkatan kompetensi tersebut diharapkan berdampak langsung pada kualitas pelayanan pemerintahan.
Dalam sambutannya, Zulkifli Syukur menekankan bahwa komunikasi antar peserta dan pemahaman materi merupakan kunci penting dalam keberhasilan pelatihan.
“Pelatihan bukan sekadar formalitas, melainkan harus diterapkan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari agar peningkatan kompetensi benar-benar terasa manfaatnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga memberikan ucapan selamat kepada seluruh peserta yang telah dinyatakan lulus. Ia meminta peserta untuk tidak cepat puas dan terus meningkatkan kemampuan diri.
“Bagi para pemuncak I hingga IIII diharapkan dapat menjadi role model dan agen perubahan dalam agenda reformasi birokrasi organisasi perangkat daerah masing-masing,” harap Zulkifli.

Sementara itu, salah seorang peserta yang menjadi Pemuncak pada pelatihan PKP angkatan XXI, Dwi Gusris Wijayanti, berasal dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyampaikan apresiasi atas fasilitas dan penyelenggaraan pelatihan selama hampir empat bulan tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan inovasi dan proses yang dilajukan, dengan membuat aplikasi semi protect seperti Siandi, dan berharap dapat mempermudah pekerjaan dari setiap insan di Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
“Waktu itu kita membuat rencana aksi dan laporan aksi lebih kepada kebutuhan kita terhadap kantor di Dinas Perkebunan, dengan pengembangan sistem pelayanan data dan informasi pembenihan tanaman musim, rempah dan penyengar,” terang Dwi.
“Untuk tanaman musim, rempah dan penyengar untuk perkebunan itu kan memang tidak terlalu diminati dan datanya memang minim sekali. Jadi diharapkan dengan adanya sistem itu bisa membantu untuk pendataan,” tambahnya.
Kemudian, Dwi menyatakan bahwasanya pelayanan untuk pembelian pembenihan tersebut sudah termasuk di dalamnya, termasuk juga sudah by name by address.
“Jadi data-data yang kita kumpulkan ada pelepasan varietas dan kebun induk penangkar itu semua sudah berdasarkan by name by address, sudah ada peta dan koordinat sudah ada,” kata Dwi.
Ia berharap aksi perubahan yang telah dirancang dapat diterapkan di instansi masing-masing. “Penutupan pelatihan ini menjadi momentum bagi para aparatur untuk memperkuat kompetensi dan menghadirkan inovasi nyata dalam pelayanan publik,” tandasnya. (mcr)