18 Ribu Anak Balita di Rohil Mengalami Stunting

18 Ribu Anak Balita di Rohil Mengalami Stunting
Kadis Kesehatan Hj Dahniar bersama peserta Rakor Percepatan Penurunan Stunting Rohil Tahun 2019. foto amran
ROHIL - Pemkab Rohil mengadakan Rapat Koordinasi Penurunan Stunting pada Anak-anak Balita di Kabupaten Rohil, belum lama ini di Ruang Rapat Skeda Rohil di Lantai III Gedung Bupati Rohil di Kawasan Pusat Pemerintahan Pemkab Rohil di Batu Enam.
 
Rakor dipimpin Sekda Rohil Drs H Surya Arfan MSi, yang mewakili Bupati Rohil H Suyatno. Dihadiri Asisten I H Ferry H Parya, Kadis Kesehatan Hj Dahniar, Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) H Isa Ahmadi, Kadis PMD H Jasrianto SSos MSi, serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Rohil terkait lainnya.
 
Usai Rakor, Sekdakab Rohil H Surya Arfan, mengatakan ada 80 ribu balita di Rohil saat ini sudah terdata, meski kemungkinan masih ada yang belum terdata. Dari 80 ribu balita yang sudah didata tersebut, kata Sekda H Surya Arfan, sekitar 28,21 persen mengalami stunting.
 
"Saat ini baru terdata sekitar 80 ribu balita di Rohil, dan sekitar 28,21 persen mengalami Stunting. Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi yang dialami balita," kata Sekdakab Rohil H Surya Arfan, kepada para wartawan.
 
Kondisi stunting pada anak dari penjelasan Sekda H Surya Arfan, berfariasi, sampai pada kondisi kekurangan gizi secara kronis. Stunting pada anak-anak dan balita, jelas Sekda berdampak pada perkembangan anak yang tidak normal, seperti berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia. Sebab itu, Sekda mengharapkan ada langkah konkret dari Dinkes Rohil, OPD, Camat, kelurahan dan kepenghuluan agar jumlah anak balita di Rohil yang mengalami stunting dapat berkurang.
 
"Setidaknya ada 10 OPD yang terlibat terhadap persoalan stunting ini. Sebab itu rakor dilaksanakan sebagai komitmen bersama menurunkan angka anak-anak balita yang menderita stunting," ujarnya.
 
Dicontohkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) melakukan penyediaan pangan sehingga gizi anak-anak balita terpenuhi. Begitu juga dengan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim), agar dapat mensosialisasikan rumah yang layak bagi perkembangan anak-anak  balita.
 
Begitu pula dengan Diskes Rohil, jelas Sekda, bertugas memberikan pelayanan kesehatan dan pertumbuhan balita di Rohil. Pihak kecamatan juga, ujar Sekda, yang lebih tahu akan kondisi masyarakatnya, dapat mendiskusikan stunting anak balita kepada Diskes dan OPD terkait.
 
"Kepada para ibu yang memiliki anak balita agar memperhatikan kesehatan dan gizi anak. Saat si ibu masih mengandung bayi, perbanyak konsumsi  makanan. Jangan takut kegemukan atau anak dalam kandungan besar. Jika  kurang mengkonsumsi makanan, anak kekurangan gizi dan mengalami stunting saat melahirkan," ujar Sekda.
 
Kondisi anak balita mengalami stunting, jelas Sekda, tidak sepenuhnya disebabkan kekurangan asupan gizi. Bisa pula disebabkan faktor genetik. Tapi jika stunting disebabkan faktor non genetik, jelas Sekda, maka anak balita mesti segera di bawa ke fasilitas kesehatan agar dapat dengan segera memperoleh pengobatan.
 
"Melalui rakor ini kita menginginkan menurunkan angka stunting di Rohil secara bertahap. Kedepannya kita tidak ingin ada tambahan balita yang terkena stunting di Rohil," jelas Sekda.
 
Kepala Dinkes Rohil Hj Dahniar, mengatakan Dinkes akan terus melakukan pendataan anak-anak balita di Rohil. Dinkes juga akan berusaha melibatkan Posyandu dalam hal mengurangi angka anak balita yang mengalami stunting di Rohil. (amran)

Berita Lainnya

Index