Bupati Irwan Perkenalkan Sagu Meranti di Tingkat Nasional

Bupati Irwan Perkenalkan Sagu Meranti di Tingkat Nasional
Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir menerima cinderamata dari Yayasan Pendidikan Trisakti

JAKARTA - Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si menjadi pembicara dalam Sarasehan Pengembangan Pangan Lokal Berbasis Sagu, The 2nd Internasional Conference Tourism Gastronomy And Tourism Destination (TGDIC 2018), di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta Selatan, Rabu 7 Maret 2018.

Turut mendampingi Kepala Bappeda, Mamun Murod, Kadis Perkebunan dan Ketahanan Pangan, Prasetyo, Kepala Bagian Humas dan Protokol, Helfandi, Peneliti IPB Prof. Bintoro, Prof. Baiquni dari UGM, Ir. Yuliva dan Endang Purwati dari Kementerian Pertanian, pihak Wuling University China, juga perwakilan 6 Kabupaten penghasil Sagu di Indonesia dan para konsultan makanan dan lainnya.

Pemkab Kepulauan Meranti, dalam hal ini Bupati Drs. H. Irwan, M.Si sangat serius mempromosikan komoditi Sagu Meranti agar lebih mendunia, seperti yang dilakukan saat ini dengan menjadi pembicara dalam acara Sarasehan Pengembangan Pangan Lokal Berbasis Sagu, The 2nd Internasional Conference Tourism Gastronomy And Tourism Destination (TGDIC 2018).

Dalam pemaparannya pada acara itu, Bupati menjelaskan bagaimana Pemda Meranti mengembangkan potensi Sagu yang menjadi andalan Kabupaten Kepulauan Meranti. Diceritakan Bupati, sebelumnya komoditi Sagu dipandang sebelah mata, dan dianggap sebagai makanan ternak. Hasil produksi tepung Sagu juga kalah populer dibanding tepung beras dan tapioka. Namun seiring waktu berjalan, Pemkab Meranti terus berupaya untuk meyakinkan masyarakat untuk mengkonsumsi Sagu seperti yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu.

Untuk diketahui, letak Meranti yang berada di wilayah Kepulauan, bertanah Gambut yang dipengaruhi air asin sangat menyulitkan untuk dilakukan pengembangan tanaman Padi, sehingga untuk mendapatkan beras yang biasa dikonsumsi masyarakat harus mengimpor dari Sumatera, Jawa bahkan luar negeri Thailand.



Untuk meningkatkan kualitas Sagu, dikatakan Bupati Meranti Drs. H. Irwan M.Si, Pemerintah Daerah juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan peneliti sehingga menghasilkan varietas berkualitas tinggi yang diberi nama Sagu Selatpanjang.

"Sagu Selatpanjang merupakan bibit resmi yang diakui pemerintah hasil pengembangan yang dilakukan oleh Pemda Meranti bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas Sagu Meranti semakin baik," jelas Bupati.

Dikatakannya, untuk mengembangkan Sagu tidak cukup hanya dengan meningkatkan kualitas Sagu, tetapi juga harus diiringi dengan tingkat konsumsi Sagu itu sendiri.

"Setelah diproduksi menjadi tepung yang harus difikirkan adalah bagaimana cara meningkatkan konsumsi Sagu, karena jika konsumsi rendah akan berdampak pada jatuhnya harga komoditi Sagu, jadi bukan hanya produksi Sagu yang ditingkatkan tapi juga konsumsinya. Jika tidak tentu akan sia-sia," papar Bupati.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Meranti untuk memperkenalkan Sagu baik secara Nasional maupun Internasional, seperti dengan melakukan pameran di parkir timur senayan bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan pihak BPPT tahun 2013 lalu. Dan kini Pemkab Meranti tengah fokus pada pengelolaan industri hilir (hilirisasi) Sagu.

Dan di tahun 2016 lalu, dengan cipta menu makanan berbasis Sagu yang mencapai 369 varian, berhasil mengatarkan Kabupaten Kepulauan Meranti meraih rekor MURI.



Pada kesempatan itu, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si mengucapkan apresiasi kepada Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang telah berinisiatif bagaimana potensi Sagu Indoneisa yang besar (6 Juta Hektar), dapat menjadi komoditas bernilai tinggi yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dan kedaulatan pangan Indonesia.

Dan untuk mengembangkan Sagu, Bupati Meranti juga berharap dukungan penuh dan keseriusan dari Pemerintah Pusat, untuk pengembangan Sagu sebagai salah satu alternatif pangan Nasional dalam rangka menciptakan kedaulatan pangan Nasional dan menyelamatkan anak cucu dari ancaman krisis pangan.

"Jika saat ini pemerintah konsen mengembangkan Padi, Jagung, Kedelai (Pajale), kami berharap kedepan dapat ditambah menjadi Padi, Jagung, Kedelai, Sagu (Pajalegu)," harap Bupati Meranti.

Akhir kata, Bupati Meranti juga mengajak para investor untuk berinvestasi Sagu di Meranti, yang dalam hal ini ia berjanji Pemkab Meranti akan memberi berbagai kemudahan baik dalam pengurusan izin usaha dan lainnya.

Dihadapan para praktisi Sagu dan Konsultan Makanan, Bupati juga sharing informasi terkait pengolahan Sagu berkualitas, dimulai dengan penebangan batang atau pohon Sagu setinggi 8-12 Meter, dipotong menjadi 1,5 Meter, harus segera dimasukan dalam air karena jika dibiarkan terkena matahari maka akan kering dan menyebabkan kualitas Sagu menurun. Dan direndampun tidak boleh terlalu lama, maksimal hanya 2 Minggu dan cara melihat batang Sagu berkualitas jika direndam tualnya tenggelam hingga 80 persen dan jumlahnya dibawah 50 Tual Per Ton.

Di Meranti, tual Sagu sebanyak kurang lebih 3000-an, dibawa dengan menggunakan Pompong yang diikat menggunakan tali menuju perusahaan untuk diolah menjadi Sagu basah dan kering yang hasil produksinya dikirim ke Cirebon dan diekspor ke luar negeri.



Sekedar informasi, kegiatan ini merupakan program tahunan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dalam penyelenggaraan The 2nd Internasional Conference Tourism Gastronomy And Tourism Destination (TGDIC 2018).

Seperti dikatakan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati SE MM, melalui Sarasehan Pengembangan Pangan Lokal Berbasis Sagu ini dihasilkan berbagai Inovasi bahan dasar Sagu menjadi berbagai kuliner dan makanan, sehingga Sagu lebih mendunia dan dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat serta membuat Indonesia lebih maju.

"Ini adalah ajang sharing informasi bagaimana mengembangkan makanan berbahan dasar Sagu, agar Sagu dapat lebih dikenal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Fetty.

Hal senada juga dikatakan oleh Pengurus Yayasan Trisakti Drs. I Gusti Pitu Laksaguna CHa M.Sc dan Dosen pengajar Sapta Rini Nainggolan, dengan potensi Sagu sebagai tanaman asli Indonesia yang tumbuh dari Sabang sampai Merauke yang jika ditotal memiliki luas 6 Juta Ha. Yang tumbuh secara alami tanpa pupuk, tahan cuaca panas dan bebas hama serta memiliki produktifitas tinggi yang hingga kini belum termanfaatkan secara maksimal, disamping dikonsumsi secara luas oleh masyarakat juga dapat menjadi salah satu menu utama di hotel dan restoran di Indonesia.

PT. Nasional Sagu Prima (NSP) yang diwakili oleh Bina Pasaribu menjelaskan, pihaknya dalam memproduksi Sagu mengedepankan aspek ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti yang diterapkan saat ini di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dijelaskan Bina Pasaribu, PT. NSP yang memilik kebun Sagu di Meranti seluas 14 ribu Ha, sejauh ini masih memproduksi tepung Sagu untuk pasar Domestik Indonesia dan Jepang, dengan produksi rata-rata 30-50 Ton Perhari, dengan diterimanya produk Indonesia di Jepang menandakan tingkat Grade Produk Sagu Indonesia khususnya Kabupaten Meranti sudah sangat memadai. Ia juga mengaku dalam operasinya PT. NSP mendapat dukungan dari Pemda. (adv)

Berita Lainnya

Index