Respons Taktikal Indra Sjafri dan Kegagalan Timnas U-19

Respons Taktikal Indra Sjafri dan Kegagalan Timnas U-19
Pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri. (Foto Kumparan)
JAKARTA - Harapan Timnas U-19 Indonesia mentas di Piala Dunia U-20 pupus. Kendati begitu, pelatih Indra Sjafri tak memendam kekecewaan.
 
Berlaga melawan Jepang U-19 dalam perempat final Piala Asia U-19 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu 28 Oktober 2018 malam WIB, 'Garuda Nusantara' kalah 0-2. Kekalahan itu sekaligus mematikan kans Timnas U-19 berlaga di Piala Dunia U-20 2019 di Polandia.
 
Meski demikian, Indra menilai bahwa skuat asuhannya dapat bermain apik. Rachmat Irianto dan kolega mampu menafsirkan strategi dan instruksi yang ia racik dengan baik. Hasilnya terlihat di sepanjang babak pertama. Ya, saat itu, Jepang sulit membidik gawang Timnas U-19.
 
"Ada respons taktikal yang kami lihat dari hasil pertandingan Jepang (di fase grup) bahwa mereka perlu direspons dengan bermain tiga bek dengan satu pemain berfungsi jadi libero untuk menutup celah penetrasi dan terobosan mereka, yang saya pikir bagus. Jepang juga gagal melakukan serangan sesuai keinginan mereka," ucap eks juru taktik Bali United itu.
 
Dalam laga ini, Indra menerapkan skema dasar 5-4-1. Itu dilakukan untuk menutup celah-celah di pertahanan dengan menggunakan banyak pemain. Efeknya, 'Samurai Biru Muda' kesulitan meneror gawang M. Riyandi.
 
Selain itu, catatan aksi defensif tim besutan Indra itu melonjak dengan 16 tekel, 3 intersep, dan 16 sapuan. Namun, Indra alpa. Jepang punya sederet penembak jitu yang bisa menjadi opsi untuk mengakhiri serangan.
 
"Gol pertama, contohnya, mereka bermain satu dua sentuhan, dribbling, dan tak berhasil (karena pertahanan kami kokoh). Tapi, kami lupa dengan skema lainnya, [yakni] tendangan jarak jauh. Mereka berhasil karena tak ada blok," kata Indra, dilansir dari kumparan.
 
Selepas jeda, Indra melakukan beberapa perubahan guna menambah daya ledak dan menyamakan skor. Langkah yang ditempuh Indra adalah meningkatkan agresivitas permainan dan memasukkan Todd Rivaldo Ferre pada menit ke-74.
 
Apa yang dilakukan Indra membuat kendali permainan sepanjang babak kedua dipegang oleh Timnas U-19. Itu terlihat dari penguasaan bola yang menyentuh 51% dan 3 tembakan mengarah ke gawang. Akan tetapi, perubahan yang dilakukan Indra tak lantas membuat Timnas U-19 menyamakan skor, apalagi membalikkan keadaan.
 
Kendati demikian, pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Sumatera Barat, itu tetap memberikan sanjungan kepada skuatnya karena mampu merespons permainan dan mencerna instruksi yang ia berikan dengan baik.
 
"Kami lihat respons taktik kami. Kami keluarkan bek tengah dan ganti gelandang. Ada perubahan strategi yang jelas di situ, untuk menyerang. Karena mau kalah 2-0, 3-0, hasilnya tetap sama," ucapnya.
 
"Dalam sepak bola tentu ada kalah dan ada menang, tetapi saya yakin bahwa level sepak bola Indonesia dengan Jepang atau negara lain cukup kompetitif. Dalam pertandingan tadi, error yang kami lakukan menghasilkan gol (bagi Jepang)," kata Indra menutup. (red)

Berita Lainnya

Index