Keluarga Habibie Bangun Mega Superblok Senilai Rp 14 Triliun di Batam

Keluarga Habibie Bangun Mega Superblok Senilai Rp 14 Triliun di Batam
Topping Off Tower Keempat Mega Superblok BJ Habibie di The Habibie & Ainun Library. Foto Kumparan
JAKARTA - Keluarga Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie, saat ini tengah membangun Kawasan Mega Superblok di Batam. Di kawasan mega superblok ini akan dibangun berbagai macam properti.
 
Rinciannya, akan dibangun 11 gedung pencakar langit, 8 tower apartemen sebanyak 6.500 unit, satu hotel, satu rumah sakit internasional, mal, pertokoan, dan satu tower perkantoran dengan 100 lantai.
 
Dalam proses pembangunan, keluarga besar Habibie bekerja sama dengan PT Pollux Properti Indonesia Tbk. Pembangunan diperkirakan menelan biaya sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000).
 
"Targetnya saya kira dalam 5-6 tahun lagi kita selesaikan. Tentunya kita tidak akan terlalu lama," kata Presiden Komisaris Pollux Properti Indonesia, Po Sun Kok, di The Habibie & Ainun Library, Jakarta, Rabu (21/8/2019) dilansir Kumparan.
 
Hingga saat ini, properti garapan keluarga besar BJ Habibie itu telah menyelesaikan penutupan atap alias topping off untuk empat tower. Topping off tower keempat bertepatan pada hari ini.
 
Dia mengatakan, tower keempat ini selesai satu bulan lebih awal dari yang ditargetkan. Secara keseluruhan, Mega Superblok keluarga BJ Habibie ini akan rampung dalam 6 tahun ke depan.
 
"Komitmen kami untuk membangun kawasan integrated mega superblok Meisterstadt Batam secara keseluruhan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan," jelasnya.
 
Superblok BJ Habibie dibangun di atas lahan seluas 9 hektar. Tiga tower yang topping off lebih dulu telah terjual sebanyak 95 persen. Sementara untuk tower keempat telah terjual sebanyak 80 persen dari unit yang dipasarkan.
 
Pangsa pasar properti berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari orang Indonesia hingga China. Banyak konsumen dari negara lain yang membelinya.
 
"Pembelinya dari Indonesia sendiri banyak, Singapura banyak, dari China juga ada, dari Malaysia juga ada. Jadi boleh dibilang internasional semua itu ada, karena memang Batam dipandang suatu pulau yang sangat strategis untuk berusaha di situ," pungkasnya. (red)

Berita Lainnya

Index