Ahli Epidemiologi Riau Ingatkan Semua Pihak Soal Virus Varian MU

Ahli Epidemiologi Riau Ingatkan Semua Pihak Soal Virus Varian MU
dr Wildan Asfan Hasibuan
PEKANBARU - Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan mengingatkan sejumlah hal terkait dengan potensi gelombang III Covid-19 di Riau.
 
Meski saat ini tren penambahan kasus baru pasien terkonfimasi Covid-19 terus menurun.
 
Namun prediksi adanya lonjakan kasus Covid-19 pada gelombang ke III tersebut bisa saja terjadi jika varian baru Covid-19 yakni virus MU masuk ke Indonesia dan Riau.
 
Sebab virus varian baru ini dikenal lebih cepat menular dan lebih mematikan. Agar tidak terulang kembali, Wildan menyarankan agar arang asing yang masuk ke Riau dilakukan pemeriksaan yang ketat dan wajib menjalani karantina.
 
Meski saat ini bandara SSK II Pekanbaru belum membuka penerbangan international, namun provinsi tetangga, seperti Batam sudah membuka penerbangan international. Sehingga potensi orang asing masuk ke Riau berpeluang terjadi.
 
"Imigrasi harus melakukan pengetatan orang asing yang masuk ke Riau. Mereka harus menjalani pemeriksaan dan harus dikarantina, " katanya, Senin (4/10/2021).
 
Namun persoalan lain yang menjadi tantangan di Riau adalah banyaknya pelabuhan-pelabuhan tikus yang berbatasan dengan negara tetangga. Pelabuhan pelabuhan kecil ini juga bisa menjadi pintu masuk orang asing ke Riau.
 
"Kita tidak tau orang asing yang masuk melalui pelabuhan kecil ini seperti apa, karena disana kan jelas tidak ada pemeriksaan kesehatanya, itu yang kita takutkan," ujarnya.
 
Wildan menjelaskan, ancaman gelombang III tersebut bukan hanya sekadar prediksi saja. Sebab saat ini sejumlah negara di Asean sudah mengalaminya.
 
"Seperti Singapura itu kan naik lagi, lebih 1000 kasus per hari, Filipina, Thailand juga kan sekarang naik," katanya.
 
Sebagai antisipasi, selain memperketat orang asing masuk ke Riau, masyarakat juga tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan.
 
"Kemudian vaksinasi juga harus digesa, karena sekarang kan masih jauh dari target, 70 sampai 80 persen itu. Kalau persediaan vaksin kita ada itu bisa dikejar," katanya. (mcr)

Berita Lainnya

Index