Tangkal Omicron, WHO Minta Penerima Vaksin Sinovac dan Sinopharm Suntik Booster

Tangkal Omicron, WHO Minta Penerima Vaksin Sinovac dan Sinopharm Suntik Booster
ilustrasi
PEKANBARU - Virus covid-19 varian baru yang diberi nama Omicron atau B.1.1.529 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, kini telah menyebar ke banyak negara.
 
Menyebarnya varian Omicron ke berbagai wilayah di dunia, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengatakan bahwa orang yang kekebalannya terganggu atau menerima vaksin dengan jenis virus yang dimatikan, perlu segera menerima suntikan ketiga atau booster.
 
Melansir dari laman The Hill, keputusan tersebut muncul setelah adanya pertemuan Kelompok Ahli Penasihat Strategi (SAGE). Pertemuan itu mencakup gagasan bahwa perlindungan yang diberikan vaksin sangat kuat setidaknya dalam waktu enam bulan.
 
Namun perlindungan itu akan berkurang seiring berjalannya waktu, terutama pada orang dewasa yang lebih tua dan orang yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
 
"Untuk saat ini kami terus mendukung perlunya pemerataan dalam distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya bagi orang yang memiliki masalah kesehatan atau mendapat vaksin yang inaktif," ujar Ketua SAGE, Alejandro Cravioto.
 
Beauties, yang dimaksud dengan vaksin inaktif yakni menggunakan virus yang tidak aktif atau terbunuh, seperti yang dibuat oleh Sinovac Biotech China, Sinopharm milik China, dan Bharat Biotech India.
 
Meski vaksin tersebut telah disetujui penggunaannya oleh WHO tetapi bagi orang yang telah berusia 60 tahun dan menerima vaksin Sinovac dan Sinopharm harus mendapatkan dosis ketiga, bergantung pada pasokan dan akses.
 
"Ketika menerapkan rekomendasi ini, negara-negara pada awalnya harus bertujuan untuk memaksimalkan cakupan dua dosis pada populasi, dan setelah itu memberikan dosis ketiga, mulai dari kelompok usia tertua," kata WHO yang dikutip dari laman United Nations.
 
Beberapa negara seperti Turki, Uni Emirat Arab, dan Thailand sudah meningkatkan penerima vaksin karena ada beberapa kekhawatiran bahwa ketiga vaksin tersebut tidak efektif terhadap varian Omicron.
 
Sedangkan di Indonesia, vaksin booster akan diprioritaskan untuk lansia dan akan dimulai pada Januari 2022.
 
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa vaksin booster yang akan diperoleh masyarakat diberikan sebagian secara gratis dan sebagian berbayar.
 
"Sebagian yang berbayar, rakyat kita kelas bawah tidak bayar atau gratis, sekitar 100 juta orang, yang lainnya bayar. Saya pasti bayarlah," ujar Luhut yang dikutip dari detikHealth. (red)

Berita Lainnya

Index