Gary Iskak Tertangkap Narkoba Lagi, Ini Sebab Kecanduan Sabu Sulit Dihilangkan

Gary Iskak Tertangkap Narkoba Lagi, Ini Sebab Kecanduan Sabu Sulit Dihilangkan
Gary Iskak digiring polisi di Polda Jawa Barat, setelah ditangkap dalam kasus narkoba. [foto ANTARA]
BANDUNG - Kabar kurang mengenakan kembali datang dari industri hiburan Indonesia. Aktor Gary Iskak ditangkap karena narkoba dan positif sabu.
 
Penangkapan Gary Iskak di Bandung oleh Polda Jawa Barat pada 23 Mei 2022 kemarin adalah penangkapan kedua bintang film D'Bijis ini, setelah sebelumnya 2007 ia juga ditangkap karena memakai barang haram yang sama.
 
Gary ditangkap bersama empat rekannya, yang kelimanya dinyatakan positif narkoba jenis sabu.
 
"Sudah dites urine dan hasil kelimanya positif (pakai) sabu-sabu," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Jawa Barat, Kombes Polisi Johannes R. Manalu, Selasa (24/5/2022), dilansir suara.com.
 
Banyak warganet yang menyayangkan Gary Iskak kembali terjerembat ke dunia kelam obat-obatan terlarang, terlebih ia menggunakan jenis obat yang sama dengan yang digunakan pada 2007 silam.
 
Ditambah ia sempat membuat banyak orang khawatir dengan riwayat sakit hepatitis C, hingga menjadi sirosis hati, bahkan sempat diterpa hoax meninggal karena kondisinya.
 
Sementara itu mengutip WebMD, sabu yang sering juga disebut crytal meth masuk dalam golongan narkoba yang sangat adiktif atau membuat penggunanya kecanduan, sehingga sulit lepas.
 
Narkoba yang bentuknya menyerupai kristal kaca ini, di kalangan penggunanya dikenal sebagai jenis narkoba yang bisa bekerja sangat cepat, menghasilkan euforia yang intens.
 
Apalagi narkoba jenis ini mudah dibuat di laboratorium rumahan, sehingga distribusinya cenderung stabil dan mudah diakses bagi mereka yang kecanduan.
 
Sabu bisa digunakan dengan dihisap, dihirup, ditelan, bahkan disuntikan langsung ke tubuh.
 
Jenis narkoba ini bisa sangat membuat penggunanya kecanduan karena cara kerjanya serupa dengan obat metamfetamin, atau obat kimia yang menargetkan sistem saraf pusat di otak.
 
Padahal dalam dunia medis, zat adiktif metamfetamin ini digunakan dengan resep dokter untuk penanganan ADHD, tapi jika diedarkan tanpa resep dokter dan ilegal bisa sangat berbahaya.
 
"Karena semua sabu-sabu diproduksi secara ilegal di laboratorium jalanan secara rahasia, sehingga tidak ada standar," ujar Kepala Sains di Pusat Pemulihan Amerika sekaligus Asisten Profesor Fakultas Kedokteran Perelman, University of Pennsylvania, Deni Carise, PhD.
 
Alasan lain narkoba jenis sabu bisa membuat penggunanya sangat ketagihan karena obat bisa melepaskan neurotransmitter atau hormon bahagia yang disebut dopamin bisa meningkat drastis karena pengaruh bahan kimia yang berlebihan.
 
"Sabu-sabu menyebabkan peningkatan suasana hati yang intensif atau euforia yang jauh lebih kuat daripada kokain. Peningkatan dopamin yang tidak wajar ini menyebabkan keinginan kuat untuk terus menggunakan obat," jelas Carise.
 
"Hasilnya tubuh punya hasrat untuk terus mempertahankan perasaan yang sangat bahagia, sehingga ingin terus diulang terus menerus, selaiknya ingin berpesta terus menerus," lanjutnya. (red)

Berita Lainnya

Index