Petani Karet Ini Selamat Dari Serangan Beruang Madu Karena Pura-pura Mati

Petani Karet Ini Selamat Dari Serangan Beruang Madu Karena Pura-pura Mati
Tim BKSDA Riau saat menemui korban serangan beruang madu

PEKANBARU - Seorang petani karet dan pemilik kebun bernama Abdul Mutolib mengalami patah lengan setelah diserang beruang madu di Desa Teratak Baru, Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

Korban selamat setelah pura-pura mati, namun mengalami patah lengan dan luka di bagian kiri.

Wakil Ketua KSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara mengatakan, korban diserang pada Minggu (12/6/2022) lalu, saat memeras karet di kebunnya. "Laporan kami terima pada Jumat (24/6/2022) kemarin," kata Fifin, Senin (27/6/2022).

Selanjutnya, tim Balai Umum KSDA Riau dari Seksi Konservasi Daerah (SKW) I, turun ke lokasi pada Sabtu (25/6/2022) didampingi Kepala Desa Teratak Baru Yanto Lubis dan petugas Bhabinkamtibmas.

Oleh Kades, tim BKSDA dibawa ke rumah korban Abdul Mutolib, untuk dimintai keterangannya guna memastikan kronologis kejadian. Tim melihat Abdul Mutolib, dengan lengan patah dan luka di lengan kiri.

"Korban mengatakan penyerangan beruang terjadi pada Minggu (12/6/2022) sekitar pukul 10.00 WIB. Korban memeras karet di kebunnya sekitar 3 km dari rumahnya," jelas Fifin.

Menurut korban, ia mengalami serangan beruang saat Abdul Mutolib sedang sibuk mengumpulkan karet.

“Korban mengaku penyerangan beruang datang dari belakang. Kemudian menyerang dari belakang dan langsung menggigit tangan kiri korban,” jelas Fifin.

Menurut keterangan korban, ciri-ciri beruang yang menyerangnya memiliki tanda putih di dadanya dan ia langsung terjatuh dan sujud.

Setelah itu, korban yang berusaha melepaskan cengkeraman gigi beruang itu berhasil dilepaskan saat korban pura-pura mati.

"Korban mengaku selamat setelah pura-pura mati. Setelah itu, korban lari dan meminta bantuan warga sekitar kebun. Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit untuk perawatan luka-lukanya," ujarnya.

Usai menjenguk para korban, tim bersama Kades dan Bhabinkamtibmas turun ke lokasi di kawasan HPK yang merupakan habitat satwa liar di sekitar TNTN.

“Petugas mengamati tidak ada bekas darah atau cakar hewan beruang di batang pohon karet di lokasi. Namun, tim mendapat informasi dari Kepala Desa bahwa masih banyak hewan beruang madu di kawasan itu,” kata Fifin.

Sedangkan hasil koordinasi dengan aparat desa setempat. Pihaknya diminta melakukan upaya lebih lanjut, karena dalam 2 tahun sudah banyak korban, 5 orang diserang beruang.

“Untuk mencegah terulangnya konflik, tim menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan tidak sendiri saat melakukan aktivitas di kebun. Secara khusus masyarakat juga diminta untuk tidak bersikap anarkis terhadap satwa beruang karena merupakan salah satu satwa yang dilindungi,” kata Fifin.

Selain itu, tim juga meminta masyarakat untuk selalu berkomunikasi dengan Balai Besar KSDA Riau dalam penanganan konflik satwa ini. (mcr)

Berita Lainnya

Index