Angkutan Penyeberangan Terbatas, Puluhan Pelajar Batal ke Sekolah

Angkutan Penyeberangan Terbatas, Puluhan Pelajar Batal ke Sekolah
Antrian panjang masyarakat di pelabuhan penyeberangan dusun semulut untuk menuju Kota Selatpanjang pada Senin pagi 31 Juli 2017

TEBINGTINGGI TIMUR - Terbatasnya jumlah angkutan penyeberangan di Sungai Suir, Kabupaten Kepulauan Meranti, membuat puluhan siswa sekolah dari Desa Lukun dan Batin Suir, Kecamatan Tebingtinggi Timur, membatalkan niatnya untuk pergi ke Sekolah di Selatpanjang.

Puluhan siswa dengan menggunakan sepedamotor cukup lama antri di pelabuhan penyeberangan Dusun Semulut, Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebingtinggi, namun kapal motor pompong yang beroperasi pada Senin pagi 31 Juli 2017 hanya satu unit dan lambat menjemput mereka.

Ana, salah seorang siswa SMK Tebingtinggi di Selatpanjang pada pukul 07.00 WIB di pelabuhan semulut mengatakan, kalaupun mereka menyeberang untuk menuju sekolah di Selatpanjang, belum tentu akan dapat masuk ke sekolah.

"Jam 7 lewat 10 menit pintu pagar sekolah sudah ditutup, kami pasti tidak diperkenankan masuk, jadi percuma menyeberang karena sudah terlambat akibat lama menunggu motor (penyeberangan)," ujarnya.

Di sekolahnya, kata Ana, tidak ada toleransi bagi siswa yang terlambat sampai di sekolah. Guru piket di sekolah juga tidak menerima alasan keterlambatan karena menunggu kapal motor pompong di pelabuhan penyeberangan.

"Alasan itu tidak diterima guru piket, malah kami disuruh menginap di Selatpanjang. Kalau harus kos di Selatpanjang membutuhkan biaya yang lebih besar lagi untuk sewa rumah dan makan sehari hari," ungkapnya.

Pantauan wartawan, jumlah pengguna jasa penyeberangan di pelabuhan Dusun Semulut, Desa Banglas Barat, cukup banyak pada pagi hari. Tidak hanya dari kalangan pelajar, para pedangang harian juga harus antri menyeberang untuk berbelanja ke pasar. (red)

Berita Lainnya

Index