9 Update Perang Gaza: Kamp Pengungsi Dibombardir Israel, Pejabat PBB Mundur

9 Update Perang Gaza: Kamp Pengungsi Dibombardir Israel, Pejabat PBB Mundur

JAKARTA - Perang di Gaza makin mengerikan. Serangan itu diluncurkan oleh Israel sebagai pembalasan dendam atas penyerangan kelompok militan Palestina, Hamas, ke wilayahnya pada 7 Oktober lalu.

Jumlah korban pun terus bertambah, terutama warga sipil di Gaza.

Berikut dinamika perang Israel-Hamas sebagaimana dikumpulkan CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (1/11/2023):

1. Perang melebar

Perang Israel-Hamas terus melebar. Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan mulai ikut menyerang Israel.

Houthi menembakkan drone dan rudal Selasa (31/10/2923). Kelompok ini secara tegas mendukung Palestina sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

"Sejumlah besar rudal balistik dan drone telah diluncurkan ke arah Israel," kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dikutip Reuters.

"Akan ada lebih banyak serangan serupa ke Israel... Untuk membantu Palestina meraih kemenangan," tambahnya mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Saree mengatakan serangan tersebut adalah yang ketiga yang dilakukan kelompok Houthi terhadap Israel sejak awal konflik. Sejumlah media yakin, pernyataan itu mengonfirmasi bahwa Houthi berada di balik serangan pesawat tak berawak (drone) pada 28 Oktober yang mengakibatkan ledakan di Mesir dan serangan lain di tanggal yang sama, meski berhasil dicegat angkatan laut AS.

Ikut sertanya Houthi dikhawatirkan akan menimbulkan risiko lebih dalam pada regional Arab. Sebelumnya sejumlah negara, termasuk penghasil minyak besar dunia Arab Saudi, telah mewanti-wanti agar konflik tak meluas.

2. Bolivia 'cerai' dengan Israel

Bolivia resmi memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Hal tersebut karena operasi militernya di Gaza.

Ini dikatakan salah satu menteri pemerintahan Presiden Luis Arce, María Nela Prada, Selasa waktu setempat. Bolivia menegaskan menuntut gencatan senjata segera.

"Kami menuntut diakhirinya serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah merenggut ribuan nyawa warga sipil dan menyebabkan pengungsian paksa warga Palestina," tegasnya di La Paz, dikutip The Guardian, Rabu (1/11/2023).

Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani juga mengecam tindakan Israel di wilayah kantong Palestina itu. Tindakan Israel, kata dia, mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

"Agresif dan tidak proporsional," tegasnya dikutip BBC International.

Langkah pemutusan hubungan diplomatik ini sebelumnya juga diteriakan mantan presiden Evo Morales. Ia menyerukan negaranya untuk memutuskan hubungan dengan Israel karena "situasi mengerikan yang dihadapi rakyat Palestina".

Morales bahkan menuntut Israel diklasifikasikan sebagai "negara teroris". Melalui media sosial X, ia meminta Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu,dan "antek-anteknya" diadukan ke pengadilan pidana internasional karena genosida dan kejahatan perang.

Bolivia adalah negara Amerika Latin pertama yang memutuskan hubungan dengan Israel karena konflik tersebut. Mereka menyerukan gencatan senjata dan mengatakan akan mengirimkan bantuan ke Gaza.

Negara ini baru memulihkan hubungan dengan Israel pada tahun 2019. Itu satu dekade setelah hubungan mereka terputus akibat serangan sebelumnya di Jalur Gaza.

Sementara itu, Cile dan Kolombia juga dilaporkan memanggil pulang duta besarnya dari Israel.

3. Kamp pengungsi dibombardir Israel

Situasi Gaza, Palestina, makin memburuk. Pengeboman terus terjadi tanpa henti selama lebih dari 24 jam, Selasa-hingga Rabu (1/11/2023).

Mengutip laporan Reuters, serangan baru Israel dilakukan termasuk ke kamp pengungsi. Disebut bagaimana rudal Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Gaza Utara, Jabalia.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht, membenarkan serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia kepada CNN International. Ia mengatakan serangan itu menargetkan "seorang komandan Hamas yang sangat senior di daerah itu".

"Kami sedang menyelidikinya dan kami akan mengeluarkan lebih banyak data seiring kami mempelajari apa yang terjadi di sana," katanya.

Makin gencarnya serangan Israel dilakukan pasca Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk "jeda kemanusiaan" untuk pengiriman bantuan darurat kepada warga sipil yang menderita akibat kekurangan makanan, obat-obatan, air minum dan bahan bakar. Ia bahkan berjanji melanjutkan rencana untuk memusnahkan Hamas meski korban warga Gaza makin banyak.

Para pejabat di Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengatakan lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan terbaru tersebut. Sementara 150 lainnya luka-luka.

"Keadaannya menjadi makin buruk, jam demi jam," tulis laporan koresponden Al-Jazeera.

4. Perbatasan Rafah dibuka

Perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dan Mesir akhirnya dibuka untuk pertama kalinya sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023.

Berdasarkan pantauan Al Jazeera, Rabu (1/11/2023), sejumlah orang dan mobil bergerak dari Gaza melalui gerbang yang dibuka pertama kali pada siang hari.

Dilaporkan bahwa sejumlah warga Palestina yang terluka diperkirakan akan dibawa ke Mesir untuk mendapatkan perawatan, sementara beberapa warga asing juga akan diizinkan meninggalkan Gaza.

Dilansir AFP, sejumlah pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan wilayah yang dilanda perang itu.

Konvoi bantuan yang sangat dibutuhkan telah melintas antara Mesir dan Gaza namun tidak ada orang yang diizinkan untuk menyeberang. Sekitar 400 orang asing dan warga negara ganda serta sekitar 90 orang yang sakit dan terluka diperkirakan akan meninggalkan negara itu pada Rabu.

5. Arab Saudi kecam Israel

Arab Saudi mengecam keras Israel. Ini terkait serangan terbaru Selasa ke kamp pengungsian terbesar di Gaza, Jabalia.

Pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz menyebutnya tidak manusiawi. Di mana banyak warga sipil tak berdosa tewas.

"Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras tindakan tidak manusiawi yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza yang terkepung, menyebabkan kematian dan cedera pada sejumlah besar warga sipil tak berdosa", kata kerajaan, dikutip dari media sosial X, Rabu (1/11/2023).

"Kerajaan mengutuk dan menolak sepenuhnya penargetan yang berulang oleh militer pendudukan Israel di wilayah yang padat penduduk dan ini terus mengulangi pelanggaran pada hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional," tambahnya.

Arab Saudi juga menyebut komunitas internasional telah gagal dalam memberikan tekanan pada pasukan Israel untuk segera menyetujui gencatan senjata. Padahal ini sesuai dengan resolusi PBB 27 Oktober 2023.

6. Pejabat PBB mundur

Direktur Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia di New York, Craig Mokhiber, memutuskan untuk berhenti dari jabatannya. Hal ini dilakukannya sebagai protes kepada lembaga multilateral itu yang menurutnya gagal mencegah apa yang ia kategorikan sebagai genosida terhadap warga sipil Palestina di Gaza di bawah pemboman Israel.

Dalam sebuah surat tertanggal 28 Oktober, Mokhiber mengalamatkan surat ini kepada komisaris tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk. Ia menyebut peristiwa yang terjadi di Gaza menjadi bukti bahwa PBB kembali gagal dalam mencegah genosida.

"Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya," ujarnya dalam surat itu dikutip The Guardian, Rabu (1/11/2023).

"PBB telah gagal mencegah genosida sebelumnya terhadap Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Kurdistan Irak dan Rohingya di Myanmar. Komisaris Tinggi kami gagal lagi."

Mokhiber menambahkan bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sebagian besar negara Eropa telah menolak untuk memenuhi kewajiban perjanjian mereka untuk memantau perang seperti Konvensi Jenewa. Menurutnya, negara-negara itu justru juga mempersenjatai serangan Israel dan memberikan perlindungan politik dan diplomatik terhadap Tel Aviv dalam situasi ini.

"Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi pemukim kolonial etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab. Tidak ada keraguan," tambahnya.

7. Evakuasi WNI

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berencana untuk melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Gaza, Palestina. Hal ini terjadi saat wilayah itu sedang berada dalam rentetan serangan rudal Israel.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan dalam data Kemlu ada 10 orang WNI di wilayah kantong Palestina itu. Jumlah itu terdiri dari 3 relawan MER-C dan 7 warga sipil.

Namun dari jumlah tersebut, hanya akan ada 7 WNI yang dievakuasi. Sementara tiga lainnya, yang menjadi relawan MER-C, memutuskan untuk tetap berada di Gaza.

"Angka ini merupakan jumlah yang verified karena sebelumnya ada yang masuk database kita namun ternyata (WNI tersebut) memiliki keluarga yang bukan WNI," ujarnya dalam pernyataan pers, Rabu (1/11/2023).

"Tiga relawan MER-C memilih untuk terus menjalankan tugas kemanusiaan di Gaza dan kita menghormati keputusan tersebut."

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga ikut menambahkan bahwa evakuasi dari Gaza kemungkinan besar akan dilakukan melalui perbatasan Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, pada hari ini. Maka itu, Kemlu RI terus berkoordinasi dengan Otoritas Mesir.

"Persiapan evakuasi salah satunya menggerakan tim kita dari Kairo ke perbatasan Rafah. Satu-satunya pintu yang terbuka adalah perbatasan Rafah di Mesir. Soal waktunya, saya garis bawahi, kemungkinan hari ini."

"Tim kita sudah tiba di Rafah pada pukul 15:53 WIB. Tim sudah ada di pintu Rafah. Sekarang kita akan melihat apa yang terjadi di Gaza," tambahnya.

8. Hamas balas dendam

Tim CNN di Ashkelon, Israel selatan, menghitung setidaknya ada 10 ledakan besar, kemungkinan besar mengindikasikan roket dicegat dan dihancurkan oleh Iron Dome, sistem pertahanan udara Israel. Tidak jelas apakah semua roket berhasil dicegat.

Sejumlah lokasi di utara daerah kantong tersebut mendapat peringatan serangan udara, sehingga mendorong orang untuk mencari perlindungan.

Kedekatan Ashkelon dengan perbatasan Gaza membuat penduduknya hanya punya waktu beberapa saat untuk mencari tempat yang aman. Saat sirene berbunyi, orang-orang terlihat berlarian menuju tempat penampungan yang terletak di sekitar kota, termasuk di taman, terminal bus, dan ruang publik lainnya.

Hamas terus menembakkan roket dari Gaza, meskipun daerah kantong tersebut telah dibombardir secara intensif selama lebih dari tiga minggu oleh Tel Aviv.

9. Gaza kembali blackout

Layanan internet dan komunikasi kembali terputus di Gaza pada hari Rabu, menurut dua perusahaan telekomunikasi, ketika Israel terus melakukan pemboman dan memperluas operasi darat di wilayah pesisir tersebut.

Komunikasi telah berulang kali terkena dampak di Gaza, dan kelompok pemantau internet independen mengatakan kepada CNN bahwa pemadaman listrik baru-baru ini adalah yang terburuk sejak perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu di X, sebelumnya Twitter, Telekomunikasi Palestina (Paltel) mengatakan ada "gangguan total semua komunikasi dan layanan Internet dengan Jalur Gaza, karena rute internasional yang sebelumnya terhubung kembali terputus lagi."

Perusahaan Telekomunikasi Jawal juga mengatakan layanan telepon selulernya sedang down, menurut pernyataan di Facebook. (*)

Berita Lainnya

Index