Peluang Pengembangan Agribisnis Peternakan di Rokan Hilir

Peluang Pengembangan Agribisnis Peternakan di Rokan Hilir
Bupati Rohil, H. Suyatno, foto bersama Gubernur Riau, H. Arsyadjuliandi Rachman, usai melepas bibit ikan

ROKAN HILIR - Peran peternakan terhadap perekonomian masyarakat Rokan Hilir juga cukup besar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan berdampak pada peningkatan pendapatan peternak adalah melalui pengembangan agribisnis peternakan.

Bupati Rohil, H. Suyatno mengatakan, sektor peternakan merupakan salah satu sektor yang dapat mendukung ketahanan pangan. Untuk mengembangkan sektor ini menjadi salah satu sektor ketahanan pangan berkelanjutan, sebagai salah satu program utama revitalisasi pertanian, perlu dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan meningkatkan produksi pangan. Peranan sub sektor peternakan sebagai pemasok kebutuhan protein hewani seperti daging, telur dan susu sangat besar.

Konsep pengembangan agribisnis perternakan merupakan salah satu cara mengembangkan sektor peternakan yang sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan agribisnis peternakan ini harus didukung data dan informasi yang akurat, sehingga dapat menghasilkan perencanaan pengembangan di sektor peternakan yang tepat sasaran.

Salah satu kegiatan yang harus dilakukan, yaitu identifikasi pengembangan agribisnis peternakan agar dapat diketahui potensi yang dapat ditawarkan ke investor, sehingga nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Rokan Hilir.



Menurut Bupati, Kabupaten Rokan Hilir akan memiliki keunggulan bisnis pada sektor Pertanian, Pariwisata, Kerajianan rumah tangga, industri manufaktur, perdagangan dan jasa. Dari kelima unggulan perekonomian tersebut, sektor pertanian termasuk di dalamnya sub sektor peternakan sangat berperan besar dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir melalui Dinas terkait memiliki program dan kebijakan untuk menjadikan peternakan sebagai salah satu penggerak ekonomi, terutama bagi pertanian, menjadi lumbung ternak dan menyediakan pangan asal ternak dengan jumlah memadai dan berkualitas serta meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan sub sektor peternakan, jelasnya, dapat menjadi sektor yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan.

"Melihat fenomena ini, diperlukan suatu rencana yang strategis untuk pengembangan peternakan sehingga dapat memberikan peranan nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah," ujarnya.

Menurutnya, pembangunan peternakan berdasarkan konsep agribisnis, perlu memperhatikan dua hal penting, pertama, berupaya memperkuat sub sistem dalam satu sistem yang terintegrasi secara vertikal dalam satu kesatuan manajemen, dan kedua menciptakan perusahaan-perusahaan agribisnis yang efisien pada setiap sub sistem.

"Jika hal ini dapat terwujud, maka daya saing produk perternakan akan meningkat, terutama dalam menghadapi pasar global," sebutnya.



Pelayanan kelembagaan, terangnya, merupakan salah satu sub sistem penunjang dalam sistem agribisnis. Dalam meningkatkan pengembangan ternak, pelayanan kelembagaan terhadap peternak sangatlah diutamakan. Pelayanan kelembahaan dalam usaha ternak meliputi kegiatan penyuluhan ternak, akses terhadap lembaga keuangan dan non keuangan, serta adanya kerjasama dalam kelompok peternak.

Penyuluh merupakan salah satu ujung tombak pembangunan pertanian yang senantiasa bersama dengan peternak. Peran penyuluh sebagai mediator informasi teknologi kepada peternak sangat penting artinya bagi peternak dalam mengadopsi teknologi yang senantiasa terus berkembang.

Berdasarkan data di lapangan, menunjukkan bahwa pembinaan terhadap peternak di Rokan Hilir cukup memadai, yaitu penyuluh selalu melakukan penyuluhan kepada peternak. Tenaga penyuluh selalu mengunjungi peternak untuk menyampaikan informasi teknologi budidaya ternak. Selain itu, penyuluh juga ikut membantu melakukan pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh peternak dan kegiatan usahanya.

"Kendala masih ada adalah terbatasnya petugas penyuluh lapangan, minimnya sarana dan prasarana pembinaan serta tersebarnya lokasi peternak yang kadang sulit untuk dilakukan koordinasi. Kendala lain yang dihadapi peternak adalah kurangnya modal usaha," ungkapnya.



Selain penyuluh, pelayanan kelembagaan lainnya yang dapat mendukung sistem agribisnis peternak di Kabupaten Rokan Hilir adalah hubungan antara peternak dan lembaga keuangan. Berdasarkan data lapangan menunjukkan bahwa masih minimnya akses peternak ke lembaga keuangan, seperti perbankkan. Dimana dalam menjalankan usahanya peternak masih menggunakan modal sendiri.

"Keterbatasan modal ini menyebabkan usaha peternak hanya tergolong pada usaha skala kecil. Faktor penyebab sulitnya peternak untuk menjangkau lembaga perbankkan karena kendala persyaratan teknis perbankkan, disisi lain pihak perbankkan tetap menetapkan peraturan yang ketat untuk menyalurkan kreditnya," katanya.

Pelayanan kelembagaan lainnya yang juga berperan dalam pengembangan agribisnis, lanjut Bupati, yakni keberadaan partisipasi peternak sebagai anggota koperasi. Idealnya koperasi berperan sebagai pengadaan dan penyaluran sarana produksi, penyedia modal, membantu dalam mengatasi permasalahan dalam budidaya ternak dan membantu dalam pemasaran hasil ternak agar peternak mendapatkan harga yang wajar. (ADV PEMKAB ROHIL)

Berita Lainnya

Index