MAKKAH - Minggu siang 10 Zulhijah 1440 H, seluruh Jemaah Calon Haji Meranti selesai melakukan ibadah Lontar Jumrah. Dari 92 orang jemaah, 75 orang langsung melaksanakan Lontar Jumrah, sementara 17 jemaah lainnya terpaksa harus digantikan orang lain (Dibadalkan), karena beresiko tinggi (Resti).
Hal itu dikabarkan oleh Ketua Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD) Kepulauan Meranti, Ustaz Mustafa melalui pesan singkatnya kepada Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kepulauan Meranti, Hery Saputra, Minggu (11/8/2019).
Seperti diketahui dalam pelaksanaan ibadah haji jika seorang jemaah tidak mampu menjalankan ibadah secara langsung maka yang bersangkutan diperbolehkan untuk meminta orang lain yang melakukannya atau Dibadalkan.
"Alhamdulillah seluruh Jemaah Calon Haji Meranti sukses Lontar Jumrah Aqobah 10 Zulhijah InshaAllah Haji Mabrur," ujar Kabag Humas dan Protokol Kepulauan Meranti, Hery Saputra, berdasarkan informasi Ustaz Mustafa.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan pada diri Jemaah Calon Haji Kepulauan Meranti yang beresiko tinggi karena sudah lanjut usia saat melaksanakan Lontar Jumroh yang cukup berat.
Seperti diketahui ibadah Lontar Jumroh yakni melemparkan batu-batu kecil ke tiga yang berada dalam kompleks Jembatan Jumrah, di kota Mina yang terletak di Mekkah. Ketika pelaksanaan ibadah ini para jemaah mengumpulkan batu-batuan kecil dari tanah di hamparan Muzdalifah dan meleparkannya.
Kegiatan ini adalah kegiatan kesembilan dalam rangkaian kegiatan ritual yang harus dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji, dan umumnya menarik jumlah peserta yang sangat besar mencapai lebih dari sejuta jemaah.
Seperi diketahui, dari data yang disampaikan oleh Panitia Haji Provinsi Riau Jemaah Calon Haji Kepulauan Meranti sebanyak 92 orang dari jumlah itu 75 diantaranya sudah berusia lanjut yang masuk kategori resiko tinggi.
Namun begitu, saat ini seluruh Jemaah Calon Haji Kepulauan Meranti berada dalam keadaan sehat walafiat.
"Semoga semua dapat kembali dengan selamat dan menjadi Haji Mabrur," pungkas Ustaz Mustafa. (rls/red)
