UNRI Deklarasikan Menolak Paham Radikalisme

UNRI Deklarasikan Menolak Paham Radikalisme
UNRI deklarasikan menolak paham radikalisme

PEKANBARU - "Kami civitas akademika Universitas Riau mengecam keras aksi terorisme, menolak paham radikalisme dan intoleransi, serta penggunaan obat-obatan terlarang, dengan satu kata, lawan!".

Itulah isi dari deklarasi yang dilakukan civitas akademika Universitas Riau (UNRI) dipimpin langsung oleh Rektor Prof Dr Aras Mulyadi DEA, di gedung rektoral Unri kampus Bina Widya Panam, Pekanbaru, Senin 4 Juni 2018 kemarin. Usai mengucapkan deklarasi secara bersama-sama, Rektor dan jajaran membubuhkan tandatangan di baliho yang telah disiapkan.

Dalam acara deklarasi tersebut Kapolda Riau Irjen Pol Nandang SH MH ikut menyaksikan. Rektor Aras menegaskan, UNRI mengutuk keras gerakan terorisme yang hampir saja terjadi di kampus pada Sabtu 2 Juni 2018 lalu.

"Ini mengulangi komitmen UNRI dalam menantang dan melawan tindakan yang anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ingin memecah belah bangsa ini, ini juga berkaitan dengan kejadian pada sabtu dimana di UNRI diduga menjadi tempat perakitan bom, dan berhasil digagalkan oleh densus 88," kata Rektor.

Atas penggagalan yang dilakukan pihak Kepolisian melalui Densus 88 tersebut, Aras menyampaikan ucapan terimkasihnya, karena jika itu sampai terjadi, maka Ia dan Civitas Akademika UNRI lainnya tidak bisa membayangkan bagaimana yang akan terjadi dengan Kampus UNRI.

"Kita mengucapkan terimakasih kepada pihak Densus melalui Kapolda Riau, sehingga kejadian peledakan tidak terjadi di UNRI, kalau sampai terjadi tentu kita tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi UNRI," kata Dia.

Atas kejadian itu, Rektor mengaku kedepan bersama civitas akademika, dan kelembagaan Mahasiswa, akan memperketat pengamanan kampus, terutama akan mendata warga lain yang berada di kampus, dan akan melarang menginap di kampus.

"Kita berharap ini adalah kejadian pertama dan terakhir yang terjadi," pungkasnya.

"Sekali lagi kami tegaskan, UNRI mengecam keras aksi terorisme, menolak paham radikalisme dan intoleransi, serta penggunaan obat-obatan terlarang," ungkapnya mengakhiri. (mcr)

Berita Lainnya

Index