Bupati Irwan Beberkan Keberhasilan Pembangunan di Paripurna DPRD

Bupati Irwan Beberkan Keberhasilan Pembangunan di Paripurna DPRD
Bupati Irwan saat memaparkan keberhasilan selama kepemimpinannya
MERANTI - Bupati Kepulauan Meranti, Drs. H. Irwan M.Si didampingi Wakil Bupati Drs H. Said Hasyim, mengikuti Rapat Paripurna DPRD Kepulauan Meranti Sempena Hari Jadi Meranti Ke-X yang jatuh pada tanggal 19 Desember 2018.
 
Dihadapan para legislator dan sejumlah tokoh yang hadir, Bupati memaparkan berbagai keberhasilan yang telah diraih Kabupaten Kepulauan Meranti dalam kurun 10 tahun sejak dimekarkan, bertempat di Balai Sidang Paripurna DPRD Meranti.
 
Mengawali pidatonya Sempena Hari Jadi Meranti Ke-X Tahun 2018, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung perjuangan pemekaran Kepulauan Meranti dimanapun berada.
 
Tak lupa ucapan yang sama juga disampaikan Bupati kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah berpartisipasi bersama-sama Pemerintah Daerah membangun Kabupaten Kepulauan Meranti hingga menjadi seperti saat ini.
 
"Sudah sepantasnya kita mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat yang ikut berjuang dan mendukung terbentuknya Kabupaten Kepulauan Meranti. Baik mereka yang berdiam di Kepulauan Meranti, juga kepada masyarakat asal Kepulauan Meranti dimanapun berada, yang ikut memberikan sumbangsih tenaga, fikiran, waktu dan materi demi terbentuknya Meranti sebagai daerah otonomi baru," ujar Bupati.
 
Selanjutnya, Bupati memaparkan sejarah singkat terbentuknya Kabupaten Kepulauan Meranti, dimana sejarah panjang pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti sudah dimulai dari tahun 1957. Aspirasi pemekaran digelorakan oleh tokoh-tokoh masyarakat ketika itu. Tahun 1999, dengan dibentuknya Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti (P3KKM) pada Mubes Masyarakat Eks Kewedanaan Selatpanjang di Selatpanjang.
 
Ketika itu semangat pemekaran masih menggunakan nama Eks Kewedanaan Selatpanjang. Dalam upaya mengakomodir aspirasi masyarakat di pulau-pulau utama, maka pada Mubes tersebut disepakati nama Kabupaten Kepulauan Meranti yang terdiri dari Pulau Merbau, Rangsang dan Tebingtinggi.
 
Lika-liku perjuangan yang penuh rintangan dan hambatan akhirnya membuahkan hasil, Pemerintah Pusat menerbitkan Amanat Presiden (Ampres) Nomor: R.01/Pres/01/2007 yang bersifat Sangat Segera perihal Penunjukan Wakil Presiden untuk membahas 16 Rancangan Undang-undang tentang pemekaran Kabupaten dan Kota, termasuk di dalamnya Kabupaten Kepulauan Meranti.
 
Seterusnya tanggal 19 Desember 2008 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengesahkan Undang-undang tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti. Yang diundangkan dalam lembaran Negara Nomor 12 Tahun 2009 pada tanggal 16 Januari 2009. Inilah awal terbentuknya Kabupaten Kepulauan Meranti.
 
Lebih jauh dijelaskan Bupati, sebelum dimekarkan begitu banyak yang meragukan Meranti bisa eksis secara keuangan dan pembangunan. Namun Pemda ketika itu sangat meyakini dengan kekuatan dan sumberdaya yang besar yang dimiliki Meranti mampu membiayai pemerintahan dan mensejahterakan masyarakatnya.
 
Meranti memiliki letak geografis yang strategis di tepian alur pelayaran tersibuk di dunia, yakni Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura. Meranti juga menjadi penyangga (hinterland) yang mensuplai berbagai kebutuhan pokok ke kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan, dan Karimun.
 
Negeri ini juga memiliki hasil perkebunan yang sangat menjanjikan berupa Sagu dengan luas mencapai 61,114 hektare dengan produksi mencapai 205.051 ton per tahun, Kelapa dengan total luas areal 31,653 hektare dengan jumlah produksi sekitar 10.099,946 ton per tahun, Kopi Liberika Meranti yang memiliki luas sekitar mencapai 1.246 hektare dengan produksi mencapai 1.710,422 ton per tahun, Potensi Karet dengan luas 20.636 hektare dengan kapasitas produksi mencapai 10.099,946 ton per tahun.
 
Dengan potensi sumberdaya alam yang dimiliki, Kabupaten Kepulauan Meranti berpeluang menjadi pemasok utama bahan pangan ke pasar dunia melalui Malaysia dan Singapura. Faktanya komoditas lokal sudah sejak lama menjadi andalan ekspor yakni arang, kopi dan saat ini sagu.
 
Namun yang perlu disadari bahwa masyarakat Meranti memiliki kekuatan karena dikenal berani dan tangguh dalam berkompetisi. "Sudah menjadi ‘ismi’ orang Meranti pantang menyerah dalam bersaing. Ini perlu terus kita dorong ke arah yang positif sebagai kekuatan pembangunan," ucap Bupati.
 
Kondisi Meranti yang berpulau-pulau membuat aksesibilitas membutuhkan waktu lebih panjang dan kost lebih tinggi. Akibatnya biaya transportasi barang dan orang menjadi mahal sehingga angka inflasi menjadi tinggi.
 
Tantangan pembangunan memang tidak ringan, apalagi jika dibandingkan dengan negeri-negeri tetangga yang memiliki tingkat kesulitan lebih ringan dari daerah ini, namun tantangan tersebut tidak pernah sedikit pun menyurutkan langkah Pemda bersama-sama maayarakat untuk terus berbenah, membangun dan berhias demi menggapai cita-cita bersama.
 
Salah satu tantangan yang paling utama adalah tingginya angka kemiskinan di negeri ini, yang disebabkan oleh minimnya infrastruktur dan akses perekonomian. Pada awal pemekaran, angka kemiskinan mencapai 43 persen, namun dengan kegigihan dan kekompakan seluruh elemen dalam melaksanakan pembangunan, angka kemiskinan tersebut terus menerus dapat ditekan dari tahun ke tahun.
 
"Saat ini telah mancapai angka 28,99 persen. Hal ini telah menunjukkan betapa kita serius dalam meningkatkan derajat dan martabat kehidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti," ujarnya.
 
Lebih lanjut dikatakan Bupati, geliat pembangunan Meranti dapat dilihat pada sejumlah indikator makro yang sangat penting. Diantara indikator tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi Pada awal pemekaran angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Meranti adalah sebesar 7,4 persen.
 
"Berkat kerja keras kita, angka pertumbuhan ekonomi kita pernah mencapai angka tertinggi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebesar 8 persen. Namun pertumbuhan ekonomi nasional yang melamban dalam tiga tahun terakhir, membuat pertumbuhan ekonomi Meranti tertekan pada kisaran 3,32 persen pada tahun 2017," ucapnya.
 
Pengendalian Inflasi yang berhasil dikawal sebesar 4,32 persen. Sementara untuk investasi yang masuk ke Kabupaten Kepulauan Meranti dari Penanaman Modal Asing saat ini tercatat sebesar 11,160.000 Dolar AS, sedangkan investasi dalam negeri sekitar 159,4 triliun rupiah.
 
Begitu juga soal peningkatan APBD sejak pemerintahan definitif pertama, Meranti telah mendongkrak nilai APBD dari semula hanya Rp369 miliar pada 2010 menjadi Rp850 miliar pada 2011. "Kita terus mempertahankan angka satu triliun pada komposisi budget daerah di tahun-tahun berikutnya. Tahun 2019 nanti, mudah-mudahan bisa bertahan di kisaran Rp1,4 triliun sebagaimana disahkan oleh DPRD," kata Bupati.
 
Dengan visi menjadi Kawasan Niaga yang Maju dan Unggul, Pemerintan Daerah mendorong peningkatan sumber-sumber produksi dan perluasan pemasaran komoditas lokal. Seperti komoditas sagu yang selama ini dianggap pangan kelas dua kini diakui sebagai salah satu sumber pangan alternative dunia. Bahkan berhasil menjadikan varietas sagu Selatpanjang sebagai varietas sagu nasional. 
 
Selain itu Pemda terus mendorong produksi dan inovasi pengolahan sagu. Diantaranya dengan membangun Sentra Iindustri Kecil dan Menengah Sagu di Sungai Tohor dengan anggaran sekitar Rp.40 miliar yang didanai oleh APBN. Yang juga tidak disangka-sangka adalah kopi liberika Meranti. Kopi khas Pulau Rangsang yang selama ini ditampung oleh pedagang-pedagang di Malaysia, ternyata memiliki citarasa khas dan ditetapkan sebagai salah satu top brand kopi nasional. 
 
"Tahun depan kita merevitalisasi industri kecil kopi berupa penyediaan mesin pengolahan dengan anggaran sekitar Rp.2 miliar yang juga bersumber dari APBN. Sayangnya, komoditas kopi dan karet kita sedang menghadapi tekanan hebat. Harga dua komoditas tersebut anjlok akibat turunnya harga pasar dunia," jelas Bupati.
 
Sebagai penghubung antar pulau, Pemkab Meranti telah pula mengupayakan pembangunan beberapa pelabuhan Roro yang dapat menjadi sarana penghubung pulau-pulau tersebut. Antara lain Roro Kampung Balak-Buton, Roro Pecah Buyung-Insit yang sedang dalam pembangunan, begitu juga dengan Roro Lukit-Buton yang sedang dalam pembangunan. Selain itu, infrastruktur pelabuhan merupakan hal penting yang harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, terutama dalam mewujudkan Visi Bandar Niaga.
 
Dan selama kurun waktu 10 tahun ini, menurutnya telah banyak infrastruktur pelabuhan yang telah dibangun dan telah dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, seperti Pelabuhan Semukut, Pelabuhan Tanjung Samak, Pelabuhan Sungai Tohor, Pelabuhan Kuala Asam, Pelabuhan Repan dan Pelabuhan Tanjung Gadai, dan sebagainya.
 
Infrastrukur jalan merupakan hal paling penting untuk dihadirkan ditengah-tengah masyarakat dalam menunjang seluruh aspek kehidupan, selama kurun waktu 10 tahun pemerintah Kabupaten kepulauan Meranti telah menyelesaikan pembangunan sepanjang 929,41 kilometer. Jalan Poros Alai-Mengkikip merupakan akses utama yang diharapkan dapat menjadi pintu masuk orang dan barang melalui jalur Roro menuju Pulau Sumatera, namun pembangunan jalan ini menemui terkendala adanya sturuktur tanah gambut yang masih dalam keadaan labil, sehingga harus dilakukan dengan metode yang berbeda.
 
Setiap tahunnya alokasi APBD Kabupaten Kepulauan Meranti tidak pernah kurang dari 20 persen dianggarkan untuk pembangunan pendidikan. Kendala pembangunan pendidikan terletak pada minimnya akses pelayanan  pendidikan, hal ini berkaitan dengan kondisi geografis kepulauan meranti yang merupakan daerah kepulauan.
 
Saat ini pembangunan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Meranti telah mencapai 12,77 tahun untuk angka Harapan Lama Sekolah dan 7,47 tahun untuk angka Rata-rata Lama Sekolah.
 
Pembangunan Kesehatan telah menunjukkan keberhasilan yang sangat memuaskan, hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah puskesmas yang telah tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Setiap tahunnya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti telah mengalokasikan anggaran tidak kurang dari 10 persen untuk pembangunan fasilitas layanan kesehatan.
 
Dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2018 ini, penyaluran KUR tercatat mencapai Rp. 49.350.3434.000,- yang disalurkan melalui lembaga perbankan dan PT. Timah, Tbk.
 
"Kita juga terus mendorong semangat kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki terutama potensi sagu, kopi, dan kelapa. Mudah-mudahan upaya yang ditopang dengan kerja keras dan kerja cerdas mendapat pertolongan Allah SWT," ujarnya.
 
Sepuluh tahun sudah umur negeri ini, berbagai prestasi telah telah pun diraih di tingkat provinsi dan nasional. Adapun prestasi yang telah diraih pada tahun 2018 adalah Kabupaten Peduli HAM, Event Wisata Terpopuler Indonesia, Predikat Opini WTP dari BPK RI sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2018. Peraih Procurement Award dari LKPP RI, Penghargaan APIP Kategori Level 2 dari BPKP RI, Penghargaan BAZNAS Award dari BAZNAS RI, Anugerah Aditya Karya Mahatva Yodha dari Presiden RI, Pemerintah Daerah berkinerja Terbaik Pertama dalam Penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Dan sejumlah prestasi lainnya. (rls/red)

Berita Lainnya

Index