WHO: Jangan Ada Negara yang Beranggapan Akan Terbebas dari Ancaman Virus Corona

WHO: Jangan Ada Negara yang Beranggapan Akan Terbebas dari Ancaman Virus Corona
Orang-orang dan petugas kesehatan memakai masker wajah pelindung di luar rumah sakit di Padua, wilayah Veneto, Italia utara. Foto EPA-EFE
JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, semua negara di dunia harus bersiap menghadapi virus corona Covid-19.
 
Hal ini dikatakannya menyusul semakin meluasnya wabah virus corona di banyak negara di dunia.
 
Data hingga Jumat 28 Februari 2020 pagi, menunjukkan, kasus virus corona secara global mencapai 83.265 dengan angka kematian mencapai 2.858 orang.
 
Tedros mencontohkan kasus virus corona yang terjadi di Italia. Di Italia, sebanyak 17 orang meninggal dunia dan menjadikannya sebagai wabah terburuk di Eropa.
 
Merespons perkembangan corona di negaranya, Pemerintah Italia menyetok kebutuhan untuk medis, memerintahkan penutupan sekolah, dan membatalkan event-event besar, termasuk olahraga.
 
"Tidak ada negara yang boleh beranggapan tidak akan mendapatkan kasus virus corona, itu akan menjadi kesalahan fatal," kata Tedros, di Jenewa, Kamis (27/2/2020), seperti dikutip dari Reuters via kompas.com.
 
Tedros mengungkapkan, virus corona memiliki potensi menjadi pandemi.
 
Kondisi beberapa negara, seperti Iran, Italia, dan Korea Selatan disebut berada pada "titik yang menentukan".
 
Tingkat kematian
 
Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS Anthony Fauci mengatakan, tingkat kematian akibat virus corona sekitar dua persen.
 
Sebagai perbandingan, influenza musiman memiliki tingkat fatalitas (kematian) kasus sekitar 0,1 persen.
 
"Jadi karena itu, kami memiliki potensi serius untuk kesakitan dan kematian," kata Fauci.
 
Ia mengungkapkan, ada kekhawatiran khusus atas suatu kasus di Jepang di mana seorang wanita dinyatakan positif terkena virus corona untuk kedua kalinya.
 
Sementara itu, Kepala Program Darurat WHO Dr. Mike Ryan mengatakan, saat ini tengah diadakan diskusi dengan penyelenggara terkait nasib Olimpiade 2020 yang dijadwalkan pada Juli mendatang.
 
Di Iran, dilakukan penutupan bioskop, acara budaya, dan konferensi selama satu minggu dan membatalkan shalat Jumat di beberapa kota.
 
Ryan memaparkan, wabah virus corona di Iran mungkin lebih buruk dari yang diketahui.
 
Alasannya, angka 26 korban meninggal dunia di Iran merupakan angka tertinggi di luar China.
 
Ia memprediksi, kemungkinan ada lebih banyak kasus dari 245 yang dilaporkan. Beberapa kasus di antaranya kasus pejabat negara di Iran yang positif terinfeksi corona, termasuk Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar.
 
Infografik kompas.com: Virus Corona, Gejala dan Cara Pencegahannya. (red)

Berita Lainnya

Index