Elpiji 3 Kg Diganti Kompor Listrik 1.000 Watt Dinilai Bikin Masalah Baru

Elpiji 3 Kg Diganti Kompor Listrik 1.000 Watt Dinilai Bikin Masalah Baru
Ilustrasi

JAKARTA - Gas elpiji 3 kg akan digantikan oleh kompor listrik 1.000 watt. Kementerian ESDM menyebut ini sudah dilakukan uji coba.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengungkapkan rencana konversi dari elpiji ke kompor induksi akan menambah banyak masalah.

"Pertama dari daya listrik, kelompok bawah harus migrasi paling sedikit ke daya 1200VA, artinya biaya pemakaian listrik pasti akan naik, jauh lebih besar dari biaya elpiji 3 kg," kata dia akhir pekan lalu.

Selanjutnya kompor gas dan peralatan massal yang lama banyak yang tidak bisa dipakai lagi, masyarakat harus beli peralatan masak yang sesuai dengan kompor listrik induksi.

Anthony menduga kebijakan ini ditempuh untuk membantu permasalahan keuangan PLN, agar pemakaian konsumsi listrik meningkat, karena saat ini PLN mengalami oversupply.

"Hal ini berarti sama saja rakyat miskin, rakyat kelompok bawah, diminta menambal defisit PLN. Permasalahan PLN seharusnya ada di hulu, atau pembangkit, ini yang harus diefisienkan, bukan malah mengalihkan permasalahan ini ke rakyat miskin," jelas dia.

Menurut dia Gas elpiji 3kg juga masih dipakai oleh banyak pedagang kecil, mereka tidak mungkin pakai kompor induksi.

Direktur Riset CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan penggunaan kompor listrik lebih tepat ditunjukkan kepada kalangan menengah atas, karena daya listrik yang dibutuhkan relatif besar.

"Coba dicek saja, jangan sampai konsumsi kompor listrik bisa lebih boros dari LPG. Ujungnya tergantung pemakaian per rumah tangga dan UMKM," jelas dia.

Menurut dia, kecuali pemerintah melakukan diskon secara signifikan tarif listrik pada kelompok rentan yang menggunakan kompor listrik.

"Tapi ini akan butuh survei yang detail, berapa banyak kelompok rentan beralih ke kompor listrik, dan berapa subsidi listrik yang ideal per rumah tangga," jelas dia.

Menurut dia di sisi lain kritik terhadap penggunaan kompor listrik adalah inkonsistensi pada sumber energi primer listrik yang sebenarnya sama-sama berasal dari fosil yakni 70% gabungan BBM dan Batubara.

Meski tujuan akhirnya mengurangi beban subsidi LPG 3kg atau ketergantungan pada fosil, tapi di sisi energi primer PLN harus dengan signifikan mengurangi pembangkit batubara dan BBM.

"Kalau dibarengi dengan upaya pensiun dini PLTU, dan stop bangun PLTU baru misalnya, itu langkah yang bagus. Atau PLN berkomitmen semua rumah tangga yang menggunakan kompor listrik akan dialiri listrik dari EBT," ujarnya. (*)

Berita Lainnya

Index