Hadiri RAKORWIL KSBSI Riau

Wamenaker RI Afriansyah Noor Beri Perhatian pada Harmonisasi Hubungan Industrial

Wamenaker RI Afriansyah Noor Beri Perhatian pada Harmonisasi Hubungan Industrial
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ir Afriansyah Noor, M.Si

PEKANBARU - Kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (RAKORWIL KSBSI) Provinsi Riau, menjadi istimewa karena dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ir Afriansyah Noor, M.Si, di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Senin (12/9/2012).

RAKORWIL KSBSI Riau itu mengangkat tema "Membangun citra positif kelapa sawit melalui peningkatan kapasitas petani dan tenaga kerja di sektor kelapa sawit".

Pada kesempatan itu, Wamenaker Afriansyah Noor menyampaikan komitmen untuk mengabdikan diri bagi kepentingan serikat pekerja dan seluruh angkatan kerja di Indonesia. Menurutnya, hal itu juga harus menjadi perhatian bersama stakeholder terkait.

Dikatakannya, pemerintah menyambut baik diadakannya kegiatan itu, karena merupakan salah satu agenda organisasi untuk mengevaluasi kinerja organisasi sekaligus menyusun program kerja di tingkat daerah, khususnya menyangkut perhatian terhadap pekerja/buruh.

“Saya sangat berharap (kegiatan) ini dapat memberikan masukan positif kepada pemerintah dalam menjawab berbagai tantangan di bidang ketenagakerjaan,” kata Afriansyah Noor.

Pria yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang ini berharap RAKORWIL KSBSI Riau mampu melahirkan pemikiran dan rumusan program maupun kegiatan yang lebih konkret dan konstruktif.

Menurutnya, RAKORWIL KSBSI Riau merupakan forum dialog yang mesti mendapatkan perhatian seluruh unsur terkait pemerintah dan dunia usaha, karena memiliki jangkauan strategis dalam membina hubungan harmonis para pelaku hubungan industrial.

Sebab, jelasnya, tidak hanya menyangkut komitmen, tetapi juga langkah bersama secara nyata untuk melakukan konsultasi, koordinasi dan evaluasi program serta pencapaian kinerja organisasi.

"Saya berharap kegiatan ini mampu melahirkan pemikiran dan rumusan program maupun kegiatan lebih konkret dan konstruktif yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi global dan diselaraskan dengan iklim investasi dan iklim usaha guna kepentingan bangsa dan negara," kata Afriansyah Noor.

Wamenaker juga berpendapat, hubungan industrial memiliki kontribusi signifikan dalam meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kolaborasi dan komitmen di antara para pelaku hubungan industrial akan mendorong terciptanya target pertumbuhan ekonomi, salah satunya pada industri kelapa sawit.

"Perspektif kerja sama perlu dikembangkan melalui forum dialog dalam rangka terwujudnya hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan guna terciptanya kelangsungan berusaha dan ketenangan bekerja (industrial peace) di tempat kerja," harapnya.

Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak KSBSI wilayah Riau untuk memperhatikan kapasitas petani dan juga kapasitas tenaga kerja.

Diungkapkannya, komoditas kelapa sawit menurut data Statistik Perkebunan Riau lebih dari 2,59 juta hektar. Sedangkan menurut Ditjen Perkebunan luasnya 3.387 juta hektar. Jumlah tersebut merupakan luas perkebunan kelapa sawit nomor satu di Indonesia dengan luas 16.382 juta hektar (20,07%).

Kemudian, produksi minyak sawit mentah (CPO) Riau tahun 2019 menurut Badan Pusat Statistik (2020) sebesar 7,73 juta Ton dari 47,18 juta Ton secara nasional, sehingga pangsa Riau ke nasional sebesar 21,65%.

Terkait dengan itu, Gubri Syamsuar mengapresiasi kegiatan RAKORWIL KSBSI Riau untuk mendukung sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit dan tenaga kerja.

“Tentu saya mengapresiasi kegiatan ini, karena tema yang disajikan juga cukup bagus. Apalagi berhubungan langsung dengan kelapa sawit, petani dan tenaga kerja,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Syamsuar mengajak semua pihak untuk memperhatikan sektor perkebunan kelapa sawit. Hal itu karena sangat terkait dengan kapasitas tenaga kerja dan petani kelapa sawit.

Diakui Syamsuar, jika harga minyak sawit turun, maka sebagian pertumbuhan ekonomi pasti akan turun. Namun, dengan perhatian lebih, dapat memberikan solusi di masa depan.

“Semua ini sangat dipengaruhi oleh kelapa sawit. Jika harga minyak sawit turun, pasti akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, mempengaruhi profesi petani, dan mempengaruhi tenaga kerja. Karena itu, sudah saatnya kita memperhatikan kapasitas petani dan juga kapasitas tenaga kerja agar berjalan dengan apa yang kita harapkan,” ujarnya.

“Sebagai daerah penghasil kelapa sawit terbesar, kita bisa terus bersinergi dan sekaligus juga bisa meningkatkan produksi. Sebab, jika meningkatkan produksi saja tentu akan berdampak pada peningkatan pendapatan baik petani maupun tenaga kerja,” imbuhnya.

Gubri Syamsuar berharap kegiatan RAKORWIL KSBSI dapat bermanfaat bagi petani dan angkatan kerja dalam meningkatkan kapasitasnya. Dan dengan kegiatan tersebut, dapat meningkatkan produksi kelapa sawit sehingga Provinsi Riau menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat bagi petani dan tenaga kerja. Khususnya dalam meningkatkan kapasitas tenaga kerja dan kapasitas petani yang sekaligus meningkatkan produksi di wilayah Riau,” harapnya.

Hadir juga pada kegiatan itu anggota DPR RI Effendi Sianipar, Kapolda Riau Irjen Pol Muhammad Iqbal SIK MH, pengurus KSBSI Pusat dan Provinsi Riau serta pejabat dari unsur instansi terkait lainnya. (*)

Berita Lainnya

Index