Anggota Brimob Polda Sumbar Meninggal Digigit Ular di Papua

Anggota Brimob Polda Sumbar Meninggal Digigit Ular di Papua
Brigadir Kepala Desri Sahrondi, anggota Brimob yang tewas digigit ular di sungai Iwaka, Papua
PAPUA - Brigadir Kepala Desri Sahrondi, anggota Brimob Satgas Amole yang tergabung dalam pengamanan obyek vital nasional PT. Freeport Indonesia tewas, Senin (29/7/2019). Desri meregang nyawa setelah digigit ular berbisa.
 
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto mengatakan, Bripka Desri Sahrondi menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Caritas Timika sekitar pukul 09.00 WIT pagi.
 
"Yang bersangkutan pagi ini pukul 09.00 WIT dinyatakan meninggal dunia," kata Kapolres Marlianto ketika dikonfirmasi, Senin (29/7/2019) siang, dilansir dari Kumparan.
 
Anggota Satuan Brimob Polda Sumatera Barat BKO Polda Papua yang bertugas di Pos Iwaka, Kuala Kencana itu, digigit ular di pinggir sungai Iwaka, Sabtu (28/7/2019) lalu.
 
Saat itu, Bripka Desri sedang menunggu rekan-rekannya yang sedang mandi di Kali Iwaka. Dia duduk di atas batang kayu yang sudah ditebang dengan tangan kanannya menyender batang pohon tersebut.
 
Tiba-tiba, seekor ular muncul dari balik batang kayu tersebut langsung menggigit tangan kanan Bripka Desri Sahrondi.
 
Bripka Desri Sahrondi secara refleks memegang ular tersebut meski sempat digigit beberapa kali. Dia masih sempat memasukkan ular itu ke dalam botol air mineral yang dipegangnya.
 
Tak lama kemudian, Bripka Desri tak sadarkan diri. Anggota Pos Iwaka lainnya memanggil rekan lainnya yang berada di Posko Satgas Amole untuk meminta bantuan ambulans.
 
Bripka Desri Sahrondi kemudian dilarikan ke Klinik Kuala Kencana. Kondisi Bripka Desri seketika memburuk, dan sempat tak bernafas, namun berhasil dilakukan resusitasi.
 
Bripka Desri Sahrondi selanjutnya dirujuk ke RSMM Caritas Timika untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun, nyawanya tak terselamatkan.
 
Berdasarkan keterangan dokter, kondisi Bripka Desri ketika itu dinyatakan kritis setelah terjadi kelumpuhan batang otak akibat bisa ular paling mematikan di Papua itu.
 
Death Adder, Ular yang Gigit Bripka Desri hingga Tewas
 
Menurut keterangan Jessik Kukuh dari Reptile Rescue Timika, jenis ular yang menggigit Desri adalah death beludak Australia atau dikenal dengan Death Adder.
 
"Death Adder adalah salah satu ular dengan tingkat bisa tinggi. Kebanyakan korban gigitan berujung fatal atau kematian," kata Jessik, Senin (29/7/2019).
 
Death Adder tersebar hampir di seluruh wilayah Australia dan Papua bagian selatan, termasuk Kabupaten Mimika. Kata Jessik, Death Adder juga sebelumnya pernah menggigit seorang anak kecil hingga tewas di wilayah Mapurujaya, Distrik Mimika Timur beberapa waktu lalu.
 
Menurut Jessik, Death Adder biasanya menyuntikkan sekitar 40-100 miligram racun Saraf. Gigitannya dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian hanya dalam waktu 6 jam.
 
"Karena kurangnya pengetahuan tentang ular tersebut dan penanganan awal saat digigit, sehingga kebanyakan berakibat fatal atau kematian," kata Jessik.
 
Pemberian antibisa yang cepat disebut dapat mengobati gigitan Death Adder. Di samping itu, korban gigitan diperingatkan untuk tidak melakukan reaksi apapun.
 
"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mobilisasi, tidak menggerakkan anggota tubuh yang tergigit agar racun tidak semakin terpacu masuk ke dalam darah," imbuhnya.
 
Kasus kematian Bripka Desri akibat gigitan Death Adder juga mengalami kondisi yang sama. Beberapa saat setelah digigit, Bripka Desri langsung tak sadarkan diri dan mengalami kelumpuhan saraf otak.
 
Death Adder bahkan menempati urutan keempat ular paling berbisa di dunia. Bisa ular ini disebut-sebut paling berbahaya karena racunnya bereaksi sangat cepat jika tidak langsung mendapat perawatan.
 
Ular jenis ini adalah kelompok ular senawan yang bernama ilmiah Achantophis. Ular ini masuk dalam bangsa Denisoniini dan kekerabatan dengan Elapidae.
 
Death Adder memiliki morfologi bertubuh pendek dan gemuk, kepala berbentuk kapak, sisik-sisik di atas kepala berukuran kecil, mata memiliki pupil vertikal, dan taring berukuran panjang.
 
Selain itu, ular ini memiliki ekor berbentuk seperti cacing yang fungsinya untuk memancing mangsa agar tidak takut mendekat.
 
Tubuhnya berwarna dasar cokelat kelabu dengan belang-belang berwarna pucat, terkadang cokelat kemerahan atau abu-abu dengan belang-belang berwarna oranye pucat dan putih.
 
Ular ini menyerang mangsanya secepat kilat. Serangan Death Adder adalah salah satu gaya serangan ular tercepat di dunia, kurang dari 0,15 detik. (red)

Berita Lainnya

Index