Air Minum Hasil Olahan Air Gambut Desa Kundur Akan Diuji BPOM

Air Minum Hasil Olahan Air Gambut Desa Kundur Akan Diuji BPOM
Camat Helfandi saat meninjau uji coba pengolahan air gambut menjadi air bersih di Desa Kundur, Ahad petang kemarin

TEBINGTINGGI BARAT - Camat Tebingtinggi Barat, Helfandi, SE, M.Si, memastikan produksi air minum hasil pengolahan air gambut di Desa Kundur, akan melalui uji Laboratorium di Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Hal itu diungkapkannya, Senin pagi 9 Oktober 2017, setelah meninjau uji coba fasilitas pengolahan air gambut menjadi air bersih, bantuan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), di Desa Kundur, Ahad petang 8 Oktober 2017 kemarin.

"Tahap selanjutnya sebelum beroperasi, Insha Allah Rabu ini digelar rapat bersama Pemdes, BUMDes, KP-SPAM, Dinas PMD, LHK, Diskes, Perindagkop UKM dan lainnya, untuk operasional terkait izin sampai ke tahap Uji Balai BPOM," ujar Helfandi.

Dikatakannya, saat peninjauan uji coba fasilitas instalasi pengolahan air gambut kemarin, dirinya telah mendapat penjelasan mendetail terkait sistem pengolahan air gambut menjadi air bersih dari pencipta teknologi tepat guna itu.

"Pencipta teknologi tepat gunanya bernama Pak Bagus. Kita sudah dijelaskan bagaimana air gambut ini diolah menjadi air bersih siap minum, mulai saat diambil dari kanal sampai selesai proses di bak penampungan," ungkapnya.



Camat Helfandi mengharapkan, air bersih siap minum itu nantinya tidak hanya di produksi dalam kemasan galon, namun juga dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk yang menjadi pelanggan, di bawah pengelolaan KP-SPAM dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Harapan kita bisa untuk produksi massal sampai dialirkan ke rumah para pelanggan. Untuk itu, ke depan diperlukan bak penampungan yang lebih besar agar bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Sementara ini baru bisa produksi 24 ribu liter per hari," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seluruh pihak terkait dalam program bantuan pengolahan air gambut itu, telah mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) yang diselenggarakan Kemendes PDTT di Pekanbaru. Bimtek juga menyangkut tata kelola, pemeliharaan dan pengawasan.

"Program bantuan itu menjadi pilot project di Indonesia, di mana pembangunannya hanya ada di 5 titik. Di Riau hanya di Desa Kundur Kabupaten Kepulauan Meranti dan Desa Pekantua Kempas Kabupaten Inhil," ungkapnya. (san)

Berita Lainnya

Index